"resep untuk pemberontakan yang tak berkesudahan." Menurut angka yang dirilis oleh Israel, total korban tewas di pihak militan di Gaza mencapai sekitar 20.000.
"Setiap kali Israel menyelesaikan operasi militernya, militan Hamas kembali berkumpul karena tidak ada yang mengisi kekosongan tersebut," kata Blinken, menegaskan bahwa baik Israel maupun AS menganggap Hamas sebagai kelompok teroris.
Setelah gencatan senjata yang dimulai pada hari Minggu, Hamas menunjukkan kekuatan yang signifikan di Gaza, meskipun Israel berkomitmen untuk menghancurkan kelompok tersebut.
Pemerintahan Hamas di wilayah itu telah bergerak cepat untuk memulihkan layanan dasar dan memberlakukan kembali langkah-langkah keamanan di tengah kehancuran yang ditinggalkan oleh serangan Israel.
Meskipun pejabat AS tidak secara terbuka mengungkapkan jumlah pejuang yang hilang dari Hamas, mereka mencatat bahwa kelompok tersebut telah mengalami degradasi yang signifikan.
Namun, pengumpulan data yang akurat tentang Hamas menjadi tantangan karena kurangnya intelijen yang dapat diverifikasi dari dalam Gaza.
Duta Besar Israel untuk PBB, Danny Danon, mengakui upaya rekrutmen Hamas tetapi meremehkan ancaman yang ditimbulkan oleh rekrutan muda tersebut.
"Meskipun mereka merekrut anak muda, mereka tidak memiliki senjata atau fasilitas pelatihan," ujarnya. ***