GENMUSLIM.id - Gerakan militan Palestina atau bisa disebut Hamas, dijadwalkan untuk membebaskan empat sandera tentara wanita Israel pada hari Sabtu sebagai bagian dari kesepakatan pertukaran sandera yang lebih luas.
Pembebasan ini merupakan langkah penting dalam fase pertama gencatan senjata yang bertujuan mengakhiri konflik yang telah berlangsung selama 15 bulan di Gaza.
Pertukaran sandera ini akan menjadi yang kedua sejak gencatan senjata dimulai, di mana sebelumnya Hamas telah menyerahkan tiga warga sipil Israel sebagai imbalan untuk 90 tahanan Palestina.
Meskipun Hamas telah mengidentifikasi keempat sandera yang akan dibebaskan, Israel belum memberikan komentar resmi mengenai hal ini.
Dilansir GENMUSLIM dari Reuters pada Minggu, 26 Januari 2025, Keempat tentara yang akan dibebaskan adalah Karina Ariev, Daniela Gilboa, Naama Levy, dan Liri Albag.
Baca Juga: Warga Palestina Kembali ke Gaza Utara: Menghadapi Kehancuran dan Harapan di Tengah Reruntuhan
Keempat tentara Israel ini diculik oleh pejuang Hamas saat mereka bertugas di pos pengamatan dekat Gaza pada serangan yang terjadi pada 7 Oktober 2023.
Salah satu dari mereka juga ditahan oleh Jihad Islam. Dalam pertukaran ini, Hamas mengumumkan bahwa sekitar 200 tahanan Palestina akan dibebaskan, termasuk anggota dari Jihad Islam, Hamas, dan Front Populer untuk Pembebasan Palestina (PFLP), beberapa di antaranya sedang menjalani hukuman seumur hidup.
Sebuah tim dari Komite Palang Merah Internasional sedang bersiap untuk menjemput sandera Israel dari tangan Hamas.
Menurut informasi yang beredar, sekitar 70 orang dari tahanan yang dibebaskan akan dideportasi, dengan beberapa di antaranya kemungkinan akan pergi ke Mesir, Aljazair, Qatar, atau Turki.
Setelah penyerahan, Palang Merah akan mengantarkan para tentara tersebut kepada pasukan Israel, yang kemudian akan membawa mereka kembali ke Israel untuk bertemu dengan keluarga mereka dan mendapatkan perawatan medis yang diperlukan.
Salah satu tentara wanita yang diculik bersama mereka diperkirakan akan dibebaskan dalam beberapa minggu mendatang.
Gencatan senjata ini merupakan hasil dari negosiasi yang panjang, yang melibatkan mediator dari Qatar dan Mesir, serta dukungan dari Amerika Serikat.
