GENMUSLIM.id – Penduduk Gaza menemukan kenyataan pahit ketika kembali ke rumah mereka yang telah hancur akibat konflik berkepanjangan di Palestina.
Beberapa rumah yang masih berdiri menyimpan pesan-pesan emosional yang ditinggalkan oleh pejuang dari berbagai kelompok perlawanan Palestina.
Salah satu surat yang mengundang perhatian berasal dari Al-Qassam, sayap militer H4m4s. Surat itu berisi permintaan maaf mendalam kepada warga Palestina atas segala kerugian yang dialami selama konflik.
Dikutip GENMUSLIM dari Instagram @teladan.rasul, Minggu, 26 Januari 2025, dalam surat tersebut, Al-Qassam menyampaikan,
“Warga Palestina yang kami sayangi, semoga Allah menerima usahamu, kesabaranmu, pengorbananmu, darahmu, dan semoga memberimu ganti yang terbaik atas semua yang telah hilang darimu. Demi Allah, kalian telah menderita, dilukai, terlantar, dan tertindas demi agama dan tanah airmu, maafkan kami dan terimalah permintaan maaf kami. Kami telah menggunakan harta bendamu, memasuki rumahmu, memakan makananmu, meminum minumanmu, dan mengenakan pakaianmu. Maafkan kami atas setiap tangisan anak, setiap rasa sakit, setiap ketidakadilan, dan setiap air mata kesedihan. Demi Allah, kami telah berjuang dengan kemampuan terbaik kami dan memberikan apa yang dapat diberikan siapa pun. Kami tidak akan menyerah, kami tidak mengabaikan, kami tidak berkhianat, dan kami tidak meninggalkan benteng pertahanan kami Semoga tahun demi tahun membawamu lebih dekat dengan kemuliaan dan martabatmu. Semoga Allah menerima keteguhan hati, pembelaanmu, dan kesabaranmu. Pertemuan kita, InsyaAllah, akan diadakan di pelataran Masjid Al-Aqsa.”
Pesan ini menjadi momen refleksi bagi penduduk Gaza yang telah kehilangan hampir segalanya.
Di tengah kehancuran fisik dan emosional, surat tersebut menyuarakan harapan dan solidaritas yang mendalam dari para pejuang.
Surat itu juga menggambarkan upaya para pejuang untuk mengakui dampak perjuangan mereka terhadap kehidupan warga sipil.
Banyak warga Gaza yang membaca surat tersebut merasakan campuran emosi, mulai dari haru hingga duka.
Bagi mereka, surat itu adalah bukti nyata bahwa perjuangan Palestina melibatkan pengorbanan kolektif, termasuk oleh para pejuang yang rela menanggung beban demi tanah air mereka.
Konteks ini menggambarkan betapa kompleksnya dinamika di Gaza. Di satu sisi, ada upaya untuk bertahan hidup di tengah kekurangan, dan di sisi lain, ada perjuangan mempertahankan identitas dan kedaulatan Palestina.
Gaza, yang telah menjadi pusat konflik selama bertahun-tahun, menyimpan banyak cerita seperti ini.
