Setelah serangan besar Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, Sinwar menjadi tokoh yang paling dicari oleh pasukan Israel.
Israel bahkan menggambarkannya sebagai "orang mati yang berjalan", menyatakan niat untuk menemukannya dan menghabisinya sebagai langkah strategis untuk melemahkan Hamas.
Hamas, sebagai gerakan perlawanan yang beroperasi di Gaza, memiliki dua elemen utama: sayap politik dan sayap militer.
Meskipun Sinwar secara resmi memimpin Hamas dari sisi politik, pengaruhnya terhadap strategi militer Hamas sangat besar.
Dia juga memprakarsai upaya rekonsiliasi dengan beberapa faksi di kawasan Timur Tengah, memperkuat kedudukan Hamas dalam perang melawan Israel.
Pascaserangan, hilangnya tokoh seperti Sinwar akan menjadi pukulan besar bagi Hamas, tetapi juga berpotensi memunculkan sentimen balas dendam yang lebih kuat di kalangan rakyat Palestina.
Dalam konteks ini, peran Sinwar tidak hanya sebagai seorang pemimpin, tetapi juga sebagai simbol perjuangan yang telah menjadi ikon bagi banyak orang di Gaza dan Palestina pada umumnya. ***