GENMUSLIM.id - Pemimpin Hamas Yahya Sinwar tewas dalam serangan Israel, beberapa laporan media mengutip pejabat Israel mengatakan pada hari Kamis.
Menteri Luar Negeri Israel Yisrael Katz dan tentara Israel kemudian mengonfirmasi pembunuhan Yahya Sinwar, kepala politbiro Hamas, di daerah Palestina yang terkepung di Gaza.
Berita tersebut, meskipun belum dikonfirmasi oleh Hamas, telah menyebar jauh dan luas, bahkan di seluruh Gaza, yang telah berubah menjadi puing-puing akibat pemboman Israel.
Dikutip GENMUSLIM dari laman TRT World pada Jumat, 18 Oktober 2024 Sami Barhoum, seorang jurnalis Palestina yang berbasis di Gaza,
Mengatakan kepada TRT World bahwa “semua indikasi menunjukkan” bahwa orang yang meninggal tersebut adalah Yahya Sinwar.
Yahya Sinwar yang kini telah berusia 62 tahun terpilih menjadi pimpinan tertinggi Hamas setelah kepala politbiro kelompok perlawanan sebelumnya Ismael Haniyeh dibunuh oleh Israel di Teheran pada tanggal 31 Juli.
Meskipun Yahya Sinwar adalah musuh nomor satu negara supremasi Yahudi, ia mempelajari bahasa Ibrani selama 23 tahun masa penahanannya di penjara Israel yang terkenal kejam. Ia berbicara bahasa itu dengan fasih.
"Ia mempelajari bahasa Ibrani dan juga mempelajari masyarakat Israel. Ia sangat memahami mentalitas orang Israel", kata Yousef Alhelou, seorang analis politik Palestina.
Baca Juga: Saat Israel Membombardir Lebanon, Polisi Setempat Berusaha Untuk Mengusir Pengungsi Suriah
Lahir di kamp pengungsi di Khan Younis seperti banyak warga Palestina lainnya, Sinwar, yang juga dikenal sebagai Abu Ibrahim,
Menceritakan masa kecilnya sebagai pengungsi dalam novel pertamanya, “The Thorn and Carnation” , yang diterbitkan dua dekade lalu.
Keluarganya telah diusir dari Ashkelon selama perang Arab-Israel tahun 1948, yang disebut Nakba (bencana) dalam bahasa politik Palestina.
Meskipun banyak orang Israel dan sekutunya mungkin merasa sulit untuk mempercayainya, Yahya Sinwar,