GENMUSLIM.id - Juru kamera Al Jazeera Fadi al-Wahidi, yang ditembak oleh penembak jitu Israel di Jalur Gaza bulan ini,
Berada dalam kondisi koma dan belum diizinkan oleh Israel untuk meninggalkan Palestina untuk perawatan medis yang mendesak.
Jurnalis Palestina itu ditembak di leher saat ia melaporkan invasi darat Israel ke kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara,
Sambil mengenakan perlengkapan pelindung yang dengan jelas mengidentifikasi dirinya sebagai anggota pers.
Meskipun ada permohonan dari tiga organisasi kebebasan media, otoritas Israel belum mengizinkan al-Wahidi dan juru kamera Al Jazeera lainnya, Ali al-Attar, meninggalkan Palestina khususnya Gaza untuk perawatan medis yang menyelamatkan nyawa.
Dilansir GENMUSLIM dari laman berita Al Jazeera Arabic pada Jumat, 18 Oktober 2024 melaporkan bahwa kondisi al-Wahidi telah memburuk sejak ia dibawa ke rumah sakit pada tanggal 9 Oktober.
Dokter di Rumah Sakit Bantuan Publik di Kota Gaza mengatakan mereka tidak dapat merawatnya dan mencegah kelumpuhan total,
Seraya menambahkan bahwa ia menderita kerusakan pada arteri, vena, dan tulang yang hancur.
Rumah sakit telah berulang kali memohon agar al-Wahidi dipindahkan ke luar negeri karena sumber daya di lokasi tidak mencukupi untuk mengobati luka-lukanya.
Serangan terhadap al-Wahidi terjadi beberapa hari setelah al-Attar ditembak saat meliput kondisi warga Palestina yang mengungsi di Deir el-Balah di Gaza tengah.
Pemindaian menunjukkan pecahan peluru bersarang di tengkoraknya dan terjadi pendarahan di otak, tetapi belum ada perawatan yang tersedia di Gaza untuk cedera ini.
Israel belum menanggapi beberapa permintaan organisasi internasional untuk mengevakuasi jurnalis yang terluka kritis oleh pasukannya.