Pihak militer Israel mengatakan bahwa mereka menyiapkan pasukan yang lebih kecil pada operasi ini dibandingkan saat pertempuran 2006.
Setelah Israel umumkan operasi serangan darat ke Lebanon Selatan, mereka segera mengirimkan divisi ke-98 pasukan khusus.
Selain itu, mereka juga mengirimkan brigade lapis baja ke-7 yang merupakan unit lapis baja terbaik mereka, seperti disampaikan Aljazeera.
Di pihak Hizbullah, mereka memiliki unit pasukan khusus bernama Pasukan Radwan yang berfokus pada pertempuran di wilayah selatan.
Baca Juga: Hizbullah dan Konflik Israel: Dampak Serangan Militer pada Stabilitas Ekonomi Jangka Panjang Israel
Mereka berlatih di lokasi tersebut sehingga telah memahami medan pertempuran di sana.
Konflik Israel-Hizbullah mulai memanas mengikuti perang antara tentara zionis dengan kelompok Hamas.
Kemudian, mereka mulai memfokuskan aksi militernya ke daerah utara yang berbatasan langsung dengan Lebanon.
Mereka mengklaim bahwa aksi itu dilakukan dengan tujuan untuk mengembalikan puluhan ribu warga sipil Israel ke rumah mereka di wilayah utara.
Serangkaian operasi militer yang dilakukan Israel ke Lebanon, termasuk keberhasilan mereka menumbangkan pimpinan Hizbullah Jumat kemarin, menjadikan mereka merasa percaya diri akan kekuatan mereka.
“Tidak ada tempat di Timur Tengah yang tidak bisa dijangkau Israel,” ucap Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, pada pidatonya memperingatkan Iran.
Setelah Israel umumkan operasi serangan darat ke Lebanon Selatan tersebut, tampaknya konflik menjadi lebih serius sehingga perang besar mungkin saja terjadi. ***