Mengenal Hassan Nasrallah: Pemimpin Hizbullah dan Perannya dalam Perlawanan serta Politik Timur Tengah

Photo Author
- Sabtu, 28 September 2024 | 22:27 WIB
Hassan Nasrallah saat berpidato di depan khalayak umum (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Middle East Eye)
Hassan Nasrallah saat berpidato di depan khalayak umum (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Middle East Eye)

GENMUSLIM.id - Pembunuhan Hassan Nasrallah menjadi pukulan besar bagi Hizbullah, kelompok yang telah berdiri sejak tahun 1982.

Hassan Nasrallah telah memainkan peran kunci dalam mentransformasi Hizbullah dari gerakan militer kecil menjadi kekuatan politik yang dominan baik di Lebanon maupun di kawasan Timur Tengah.

Di bawah kepemimpinannya, Hizbullah tak hanya tumbuh sebagai kekuatan militer dengan persenjataan canggih, tetapi juga memainkan peran signifikan dalam politik Lebanon, mengukuhkan diri sebagai partai politik terbesar dalam sejarah modern negara itu.

Dikutip oleh GENMUSLIM dari Middle East Eye pada Sabtu, 28 September 2024 Hassan Nasrallah, lahir pada tahun 1960 di Sharshabouk, sebuah daerah miskin di Karantina, Beirut Timur.

Baca Juga: BREAKING NEWS! Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah Tewas dalam Serangan di Beirut, Lebanon VS Israel Semakin Memanas

Berasal dari keluarga Syiah yang sederhana, sejak muda, Nasrallah menunjukkan ketertarikan mendalam pada agama.

Inspirasi utamanya datang dari Sayyed Musa Sadr, seorang imam keturunan Lebanon kelahiran Iran yang mendirikan Gerakan Orang-Orang Miskin pada tahun 1974.

Gerakan ini, kemudian dikenal sebagai Amal, bertujuan memperjuangkan hak-hak komunitas Syiah Lebanon yang terpinggirkan, serta memperbaiki kondisi sosial di Lebanon timur dan selatan.

Pada April 1975 terjadi perang saudara di Lebanon, dan pada bulan Juli tahun yang sama, Musa Sadr mendirikan Brigade Perlawanan Lebanon, sayap bersenjata Amal, untuk melindungi Lebanon selatan dari serangan Israel.

Nasrallah bergabung dengan Amal, mengikuti semangat perlawanan tersebut. Ketika perang meningkat, keluarganya pindah dari Beirut timur yang mayoritas penduduknya Kristen ke desa leluhur mereka di Bazourieh, Tyre.

Kemudian pada Desember 1976, Nasrallah berangkat ke Najaf, Irak, untuk menimba ilmu di hawzah (pesantren Syiah).

Baca Juga: Rangkaian Serangan Udara di Lebanon Beirut: Target Markas Besar Hizbullah dan Nasib Hasan Nasrallah

Disana, ia bertemu dengan Sayyed Abbas Mussawi, seorang ulama Lebanon yang belajar dibawah bimbingan Sayyed Mohammad Baqer Sadr, tokoh Syiah berpengaruh dan sepupu Musa Sadr.

Pertemuan ini mengukuhkan pengaruh Mussawi pada Nasrallah dan membentuk langkah-langkah selanjutnya dalam karier politik serta religiusnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Middle East Eye

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X