Gagasan ini, menurutnya, merupakan solusi yang paling adil dan demokratis untuk menyelesaikan konflik yang telah melanda wilayah tersebut selama puluhan tahun.
Selain itu, dalam wawancaranya dengan Al Jazeera, Presiden Iran menyampaikan kekhawatiran mendalam tentang tindakan Israel di kawasan tersebut.
Ia menuduh rezim Zionis melakukan genosida di Gaza dan memperingatkan bahwa Israel kemungkinan besar akan mengulangi hal yang sama di Lebanon.
Presiden menegaskan bahwa negara-negara Islam harus menunjukkan tanggapan yang terkoordinasi terhadap tindakan-tindakan Israel di kawasan tersebut.
Lebih lanjut, Presiden Republik Islam Iran juga menegaskan bahwa negaranya akan menentukan bagaimana menanggapi pembunuhan Syahid Ismail Haniyeh, seorang tokoh perlawanan Palestina yang menjadi korban serangan Israel.
"Kualitas, lokasi, dan waktu tanggapan kami adalah hal-hal yang tidak boleh kami publikasikan," jelasnya.
Pernyataan ini mengisyaratkan bahwa Iran akan memberikan balasan atas tindakan tersebut, meski waktu dan bentuk responsnya tetap dirahasiakan.
Dalam pidatonya, Presiden Iran juga menegaskan bahwa Iran tidak pernah menduduki negara lain atau memperhatikan kepentingan negara asing di atas kepentingan rakyatnya sendiri.
Baca Juga: Tuai Kecaman! Polisi Jerman Tangkap Anak 10 Tahun yang Kibarkan Bendera Palestina, Ko Bisa?
Iran, katanya, adalah negara yang selalu berkomitmen pada prinsip-prinsip perdamaian, namun tidak akan tinggal diam jika diserang atau jika kepentingan rakyatnya diabaikan.
Pidato Presiden Republik Islam Iran ini menyoroti peran sentral Iran dalam geopolitik kawasan, terutama dalam upaya menyelesaikan konflik di Asia Barat.
Dalam pandangannya, kestabilan kawasan hanya dapat dicapai melalui dialog yang adil dan penghormatan terhadap hak-hak rakyat, khususnya rakyat Palestina yang telah lama menderita di bawah pendudukan Israel. ***