Dalam pernyataannya, Hizbullah menyebutkan bahwa mereka “bertanggung jawab atas pembunuhan” sebagai balasan atas tindakan Israel.
Ketegangan semakin meningkat dengan adanya aksi balasan ini, yang dikhawatirkan dapat memicu eskalasi lebih lanjut antara kedua pihak.
Konflik antara Hizbullah dan Israel sudah berlangsung selama beberapa dekade, dengan kedua belah pihak sering terlibat dalam konfrontasi militer yang berkepanjangan.
Hizbullah, kelompok militan Syiah yang didukung oleh Iran, memiliki kekuatan militer yang signifikan di Lebanon dan secara aktif terlibat dalam politik Lebanon.
Sementara itu, Israel melihat Hizbullah sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasionalnya dan sering kali melancarkan serangan terhadap infrastruktur dan tokoh-tokoh penting kelompok tersebut.
Serangan terbaru ini merupakan babak lain dalam konflik panjang antara Israel dan Hizbullah, yang tidak hanya menimbulkan korban jiwa di kedua belah pihak, tetapi juga memperburuk situasi politik dan kemanusiaan di Lebanon.
Bagi banyak pihak, serangan terhadap Ibrahim Aqil hanya akan memperburuk kondisi yang sudah parah di kawasan tersebut, sementara prospek perdamaian tampak semakin jauh dari jangkauan.
Dengan kedua belah pihak terus melakukan aksi balasan, kawasan tersebut tetap dalam ketidakpastian yang mengkhawatirkan, dengan warga sipil sering menjadi korban utama dari konflik ini.
Ketegangan yang terus meningkat juga menambah tekanan pada komunitas internasional untuk menemukan solusi jangka panjang yang dapat membawa perdamaian di kawasan yang dilanda konflik ini. ***
