Pemogokan ini juga didukung oleh kelompok kampanye Forum Sandera dan Keluarga Hilang serta pemimpin oposisi Yair Lapid.
Kelompok kampanye tersebut mengkritik pemerintah atas penundaan, sabotase, dan alasan alasan yang dilakukan pemerintah dalam membebaskan tawanan.
Mereka memprotes bahwa enam tawanan yang baru saja dibunuh akan tetap hidup jika Netanyahu berhasil mencapai kesepakatan lebih awal.
Menteri Keuangan Israel, Bezalel Smotrich mencoba menghentikan pemogokan ini dengan meminta perintah dari Jaksa Agung Gali Baharav Miara bahwa pemogokan ini akan merugikan ekonomi dan tidak memiliki dasar hukum.
Ditengah gelombang protes yang tinggi, sebagian kelompok yang menentang kesepakatan dengan Hamas berkumpul di depan kantor Netanyahu untuk mendorong agar perang terus berlanjut.
Menteri Keamanan Nasional, Itamar Ben Gvir melakukan pembicaraan dengan kelompok tersebut dan meyakinkan mereka bahwa pemerintah akan mencegah kesepakatan yang dianggap tergesa gesa.
Sedangkan anggota parlemen sayap kanan Yitzhak Wasserlauf mengecam pemogokan ini sebagai tindakan kriminal dan meminta perubahan undang undang agar masyarakat dapat menuntut Histadrut atas kerugian yang diakibatkan oleh pemogokan tersebut.
Dilaporkan oleh media Israel Times of Israel, Wasserlauf berpendapat bahwa pemogokan ini tidak sah jika berkaitan dengan kebijakan nasional bukan dengan kondisi ketenagakerjaan.
“Tidak ada hak untuk mogok jika hal tersebut semata mata berkaitan dengan kebijakan keamanan nasional, tanpa ada kaitannya dengan kondisi ketenagakerjaan karyawan Histadarut” ungkapnya. ***
Keterangan Foto: Pemogokan massal di Israel, ribuan pengunjuk rasa turun ke jalan menuntut Benjamin Netanyahu segera melakukan kesepakatan dengan Hamas terkait pembebasan tawanan (Foto: GENMUSLIM/Dok: Instagram muslimvox)
Sumber Artikel
Middle East Eye