Ahn duduk termenung di dalam pesawat yang ditumpanginya. Setengah jam lagi pesawatnya akan tiba di Bandara Internasional Kansai (KIX).
Kali ini, Ahn kembali menginjakkan kakinya lagi di negeri sakura, Jepang. Pertama kali ia bersama Yuuki. Namun kali ini ia datang sendiri dengan kepentingannya.
Ahn menyeret koper berisi perlengkapan selama bekerja satu minggu disana.
Ketika ia keluar dari bandara, seseorang di depannya membekukan waktu yang Ahn miliki.
Ponsel yang tadi di genggaman Ahn kini telah masuk kembali ke dalam tas selempang berwarna peach.
“Ahn?” sapa perempuan di depannya dengan senyum bahagia. Tangan kanannya melambai pada Ahn.
Lama mereka saling memandang. Ahn merasa dejavu dengan kejadian ini.
Pertama kali Ahn bertemu dengan Yuuki sama seperti keadaan yang saat ini Ahn hadapi.
Setelah sadar dengan keterkejutannya, Ahn pun berlari ke arah perempuan di depannya dengan meninggalkan koper bawaannya.
“Yuuki!”
Keduanya saling menghampiri dengan derai air mata bahagia. Mereka berpelukan karena rindu yang mulai mereda. Ahn dan Yuuki telah kembali bersama.
“I’m so sorry. I hurt you, Ahn.”
“No! I should be the one apologizing you. It’s my fault.” Ahn dan Yuuki saling meminta maaf untuk kekacauan keduanya tiga tahun lalu.
Baca Juga: Cerpen Pendidikan: Aisha dan Perpustakaan Impian
“Aku yang salah, Yuuki. Aku yang melukaimu dengan perkataanku waktu itu.”