Kirana Larasati yang artinya cahaya yang lebih dalam, aku mendapatkan artinya dari mbah google, lumayan bermakna.
Seusai bertemu dengan Dian, teman yang sedari tadi bersambung menghubungiku, kami menuju gedung gladi.
Ada 100 sarjana muda yang siap cari kerja atau nikah, berusaha untuk kompak esok hari supaya acara tidak bersambung tahun depan.
Setelah pun lama terkena virus yang dilarang menjalin silaturahim, akhirnya acara kelulusan ini bisa dilakukan tatap muka secara langsung.
Sebenarnya bukan hanya cerpen yang punya cerita dan dapat bersambung dalam bacaan, melainkan kehidupan pun serupa.
Virus itu membuat semua bersambung lewat kamera dan layar kaca, selepas semua gladi dan dibagikan Gordon, aku memilih pergi.
Aku dan Dian pergi usai gladi yudisium kelulusan untuk mengisi perut yang sedari tadi siang belum terisi.
Nasi Padang seolah menjadi jalan ninja seorang Kirana yang sangat lapar dan Dian yang menggelengkan kepala.
"Kirana, aku mau nikah" ucap Dian tiba-tiba.
"Aku juga mau nikah" jawabku.
Obrolan itu tidak segera bersambung, hanya terdengar deru napas dalam dari Dian yang akhirnya menjelaskan bahwa ia akan nikah.
Bukan hanya sekadar ingin nikah saja seperti ucapan Kirana tersebut yang menjawab asal.
Kelulusan Dian akan bersambung menjadi nikah, ia menjelaskan bahwa selama skripsi kemarin di akhir masanya ada proses yang ia jalani.
Proses tersebut bersambung, dimulai dari ta'aruf yang tidak lain seorang kakak tingkat dari organisasi jurusan mereka.
Kirana tentu terkejut mendengar temannya itu akan segera nikah yang berawal dari ta'aruf bersambung khitbah.