Eci yang memakai rok panjang terusan dan sepatu kets juga kelihatan keren. Pipinya yang bulat tembem membuatnya semakin imut.
"Kenangan sama aku ya pastinya."
"GR!"
"Kamu tambah cantik banget pakai kerudung. Aku tambah bangga sama kamu. Apa yang buat kamu tiba-tiba bisa pake hijab gini?”
“Aku liat di Majalah Islam ada kewajiban menutup aurat di surat 33 ayat 59 yang bunyinya “Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu, dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” Ujar Eci sambil membaca Surat Al-Quran di hpnya.
Baca Juga: Ternyata Hak Asasi Manusia atau HAM juga Dijunjung Tinggi dalam Agama Islam loh, Apa Saja Dalilnya?
“Memang udah seharusnya gitu. Aku makin salut sama kamu. Satu hal yang pasti aku mau minta maaf sama kamu. Kejadian tadi itu salah paham aku enggak ada-apa sama dia Maaf untuk semua waktu yang hilang dari kita karena aku fokus kerja dan nabung biar aku jadi imam yang baik buat kamu dan kamu jadi halal buat aku.”
"Gombal. Aku biasa aja kok ni juga masih belajar. Sebelum kita ngomong lebih jauh lagi tadi itu siapa ya? Aku ga mara cuma mau tau aja." kepo Eci.
"Jealous ya? Dia orang yang salah ngertiin smua pertemenan kita. Nanti aku jelasin semuanya setelah kamu jawab pertanyaan aku.
"Iya mau nanya apa?"
Baca Juga: Cerpen Series Angkasa: Aku Sang Bintang yang Menjadi Saksi Rindu Juga Cinta Mereka dan Wujud Harapan
"Bismillah hirohman nirohhim.. kamu mau ga jadi bagian dari hati aku? Mau ga kalo aku jadi imam kamu dan kita jadi halal? Mau ga jadi teman hidup aku, tua sama aku dan ngerawat ikan sama aku?" tanya nya serius sambil menatap muka Eci.
"Aku ga mau.. ga mau nolak.. Dari dulu sampe sekarang aku nahan segala rasa ke kamu.. rasa sayang aku.. rasa kangen aku.. rasa cinta aku.. sampai kita halal dan kamu jadi imam aku..” senyum Eci.
Petang itu ditutup dengan makan malam sesuai ajakan Arfi untuk merayakan kembalinya mereka di kebon belakang rumah Arfi.
Dengan di temani lampu temaram sederhana dan tiker seadanya dengan kudapan cemilan jamuan secukupnya, mampu melelehkan dan membuat hati keduanya bahagia.