Baca Juga: Inilah Kewajiban Muslimah Terhadap Orang Tua yang Mesti Ditunaikan, Cek Selengkapnya di sini
Senyum Pak Buyung terbit saat melihat beberapa pengunjung juga ikut berjamaah. Dalam hatinya ia bersyukur karena keberkahan warung tentu bertambah.
Sepuluh menit berlalu, salat jamaah selesai. Seluruh pegawai kembali ke tempatnya bekerja.
Ditto kembali ke dapur untuk menggoreng tempe, tahu, dan lainnya. Lawu yang bertugas sebagai pembuat minuman, kembali mengisi ulang stock bongkahan es.
Rinjani dan Dahlia kembali sibuk mengantar pesanan atau membersihkan meja yang telah ditinggalkan pengunjung.
Baca Juga: Anaknya pintar, tapi Kok Pertumbuhan Badan Terhambat? Apakah Stunting? Muslimah Wajib Tahu, SIMAK!
Sementara itu, Ratih bersiap di depan kasir untuk melayani transaksi pembeli.
“Nasi goreng udang tiga porsi,” teriak Ratih kepada tim dapur.
“Nasi goreng udang tiga porsi,” balasan dari dapur. Itu suara Zoro, tukang masak andalan di warung ini.
Satu per satu pembeli mulai ramai berdatangan. Sekarang jam makan siang sekaligus dapat dibilang jam sibuk bagi warung.
Untungnya mereka sudah salat seluruhnya sehingga bisa fokus pada kesibukan ini. Bayangkan jika mereka belum salat, sedangkan warung seramai ini.
Bisa jadi mereka kehabisan waktu salat demi mengejar uang yang bersifat duniawi.
Saking ramainya, Pak Buyung bahkan ikut turun ke dapur untuk membantu Zoro dan dua orang lainnya memasak.
Menjelang waktu asar, warung mulai sepi. Pengunjung mulai meninggalkan warung dan Rinjani bersama Dahlia mulai membereskan meja pengunjung.