fiksi

Cerpen Misteri Part 2: Hilangnya Pena Kuno Peninggalan Kakek Membuat Aron Menyelidiki dan Mencari Sang Pencuri

Senin, 4 September 2023 | 15:15 WIB
Ilustrasi sebuah pena dalam cerpen misteri tentang kisah Aron yang menyelidiki siapa penyebab hilangnya barang berharga peninggalan kakek (GENMUSLIM.id/dok: Pexels/Pixabay)

"Iya, aku kira dia mau ketemu kamu atau ada janji sama kamu waktu kemarin, Ron," jawab Bian.

"Aron aku tahu pena itu barang berharga untuk kamu. Mungkin benar aku sempat mau memilikinya, tapi aku tidak pernah berpikir untuk mencuri barang itu. Apalagi itu milik temanku, aku harap kamu percaya, Aron. Tapi kalau pun enggak, aku bisa mengerti. Yang penting aku sudah bicara apa adanya," ucap Bian lagi.

Aron menatap wajah Bian. Dia tidak melihat kebohongan di mata Bian, lelaki itu berkata jujur. Alibi Bian cukup masuk akal dan gelang yang dia temukan memang bukan miliknya.

Namun, Aron masih belum bisa sepenuhnya percaya. Dia hanya mengangguk paham dan meminta maaf pada Bian yang sudah menuduhnya tiba-tiba.

Aron berpisah dengan Bian di kafe itu. Sekarang Aron memikirkan orang yang Bian maksud. Apakah benar apa yang dia bilang?

Kalau benar kenapa dua adiknya tidak mengatakan apa pun padanya? Ada apa sebenarnya.

Aron baru saja melangkah keluar dari kafe itu dan secara tiba-tiba seseorang menabraknya.

Seorang gadis berusia sekitar tujuh belas atau delapan belas tahun menatapnya dan langsung meminta maaf pada Aron karena tidak berhati-hati.

"Maaf, Kak. Saya enggak sengaja," ucap gadis itu.

Aron diam sesaat dan memperhatikan wajah yang tidak asing baginya. Bukankah gadis itu teman sekolah Kiras? Aron pernah melihatnya saat ke sekolah Kiras.

"Enggak papa. Eh, kamu temannya Kiras? Kiras Arjuna di SMA Cakrawala?"

Gadis itu terkejut lalu akhirnya mengangguk. Dia pun menyadari sesuatu yang membuatnya tersenyum tipis ke arah Aron.

Baca Juga: Cerpen Tema Psikologi Positif Bagian 2: Hidup Tak Selalu Tentang Bahagia, Sedih pun Tak Apa

"Bang Aron kakaknya Kiras, ya? Iya saya Amara teman satu kelas Kiras. Saya minta maaf, Bang. Enggak lihat-lihat tadi."

Aron mengangguk paham dan tertawa kecil memaklumi apa yang baru saja terjadi. Namun, tawanya terhenti saat matanya menangkap sesuatu yang membuatnya diam seketika.

Halaman:

Tags

Terkini