fiksi

Cerpen Remaja: Like a Guardian Angel, Kei yang Dingin dan Sikap Manisnya kepada Keira (Part 1)

Senin, 28 Agustus 2023 | 07:27 WIB
Cerpen Remaja: Like a Guardian Angel, Kei yang Dingin dan Sikap Manisnya kepada Keira ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Freepik.com/ Wirestock))

“Anak ansos itu ada di kelas kita!” seru Tania tak sabar karena aku juga tak kunjung mendekat padanya.

Baca Juga: Cerpen Teknologi: Kisah Perjalanan ARM dari Laboratorium ke Pusat Teknologi Dunia

“Hush!”

“Heh!”

“Tania!”

Refleks teman-teman yang lain langsung menyela seruan Tania yang memang selalu terburu-buru. Anak-anak itu jadi semakin riuh dalam bisiknya. Saling melempar rasa penasaran tentang anak laki-laki yang sejak kelas sepuluh dulu memang terkenal “tidak punya teman dan dingin” hanya itu yang ku ketahui.

“Ssst ...” salah satu pemuda membuat semua langsung terdiam, apalagi saat mereka menatap ke arahku. Apakah karena aku, Keira sang wakil ketua OSIS sedang berdiri mengawasi mereka sejak tadi di sini, tapi kenapa baru terkejut sekarang.

“Minggir,” ucap seseorang yang melewatiku tak acuh, bagian belakang tasnya sempat menyentuh lengan kananku. Dia berjalan dengan tenang sementara anak-anak yang tadi bergerombol di depan buru-buru masuk ke dalam sebelum pemuda itu melewati mereka.

Namanya Kei Enver, masker hitam tak pernah lepas dari wajahnya. Kudengar di akhir libur semester lalu ia berkelahi dengan kakak kelas dan membuat dagunya mendapatkan delapan jahitan, entah apa masalahnya.

Baca Juga: Cerpen Inspiratif: Sebuah Kisah Kakak Beradik Baya dan Bara Menjalani Hidup Sebagai Pengamen Jalanan

Aku tak yakin bahwa Kei adalah remaja yang anti sosial walaupun sebenarnya memang terlihat dingin, karena Kei adalah ketua Merti Buwana, komunitas peduli lingkungan yang menjadi kebanggan sekolah kami.

Program reboisasi atau bersih sungai yang dilakukan berhasil membuat nama sekolah terangkat di depan Kementrian Lingkungan Hidup. Mungkin dia hanya cuek, kalau ini memang kenyataan. Aku tidak pernah menemuinya berinteraksi dengan ramah bersama orang lain.

Kei masuk ke dalam, dan aku mengekor di belakangnya. Aku berhenti di depan untuk memberikan pengumuman, sedangkan ia langsung pergi ke pojok kiri deretan paling belakang.

“Assalamu’alaikum. Selamat pagi teman-teman, saya ingin menyampaikan program yang disiapkan oleh OSIS dalam rangka memperingati Hari Bumi. Kita akan mengadakan penanaman 2000 pohon di Bukit Glagah Wangi pekan depan. Program ini sekaligus menjadi agenda penutup di periode kepengurusan kami, jadi kami berharap kalian bisa ikut berpartisipasi, ya!”

Kulirik lagi pemuda di belakang itu, dia terlihat tak tertarik sama sekali dengan apa yang kusampaikan, padahal dia adalah penanggung jawabnya, memang dingin.

Halaman:

Tags

Terkini