GENMUsLIM.id- Pagi itu seperti biasa, aku akan pergi bekerja sebagai editor buku di sebuah penerbit di kotaku.
Hening sudah tampak sibuk menyiapkan sarapan di meja makan, dia selalu begitu. Aku beruntung bisa menjadi suaminya, tidak ada alasan untuk tidak jatuh cinta padanya.
Aku berjalan menghampiri Hening dan seperti ada ikatan batin di antara kami, dia langsung menoleh ke arahku.
Baca Juga: Cerpen Islam Kisah Abu Bakar : Sahabat Setia Rasulullah dan Khalifah Pertama dalam Islam
Hening memberikan senyuman hangat dan tentu aku pun membalasnya dengan penuh cinta.
Ada satu hal lagi yang membuatku jatuh cinta padanya.
Hening adalah perempuan yang apa adanya dia sederhana, kadang dia memang cuek tapi sekalinya perhatian aku yakin siapa pun akan nyaman bersamanya.
Di keluarga kecilku, justru yang paling banyak bicara adalah aku. Aku yang sering jahil dan mengusilinya tentu membuat Hening kesal setengah mati padaku.
Namun, memang begitulah caraku mencintainya. Hening juga punya cara sendiri untuk menunjukkan cinta dan kasih sayangnya padaku.
"Anak-anak belum pada bangun, Ning?" tanyaku setelah duduk di meja makan.
"Bumi sama Angin lagi siap-siap kayaknya. Sekarang kamu aja sarapan duluan, ya, kalau nunggu mereka nanti telat kamu."
Baca Juga: Cerpen Anak: Petualangan Ilmu di Taman Pendidikan
Dengan cekatan Hening menyiapkan sarapan untukku, setiap melihatnya begitu kadang aku takjub sekaligus heran. Perempuan itu bisa melakukan banyak pekerjaan dalam satu waktu sekaligus.
"Kamu juga makan dulu, ayo. Kamu selalu gitu, mumpung mereka masih siap-siap. Isi dulu perut kamu, Ning. Atau mau aku suapi?"
Aku tersenyum jahil dan menatapnya dengan tatapan yang langsung membuat perempuan itu tersipu.