GENMUSLIM.id - Di sebuah desa yang tenang, hiduplah seorang anak bernama Ahmad. Ahmad adalah anak yang taat dan penuh hormat terhadap orang tua. Ia selalu berusaha untuk menghormati dan merawat kedua orang tuanya dengan penuh kasih sayang.
Setiap hari setelah pulang sekolah, Ahmad selalu membereskan rumah dan membantu ibunya dengan pekerjaan rumah tangga.
Ia juga rajin belajar dan berusaha meraih prestasi yang baik di sekolah, sebagai bentuk penghormatan kepada orang tuanya yang selalu mendorongnya untuk berusaha lebih baik.
Baca Juga: Mau Ikhlas atau Mau Balas? Cerpen Cita Nino: Belajar Bertani, Belajar Ikhlas
Suatu hari, Ahmad mendengar cerita dari teman sekelasnya tentang seorang anak yang tidak menghormati orang tuanya.
Temannya bercerita bahwa anak tersebut sering marah-marah pada orang tuanya, tidak pernah mendengarkan kata-kata mereka, dan sering berbicara dengan nada yang tidak sopan.
Mendengar cerita tersebut, Ahmad merasa prihatin. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana seseorang bisa bersikap tidak hormat kepada orang tuanya yang telah memberikan segala hal untuknya. Ahmad memutuskan untuk berbicara dengan temannya tersebut.
Baca Juga: Cerpen Perjuangan: Kisah Jalu Pengagum Karya-Karya Chairil Anwar Pemilik Julukan Binatang Jalang
Ahmad: Maaf, aku tidak bermaksud ikut campur, tapi mengapa kamu bersikap seperti itu kepada orang tuamu?
Teman Ahmad: (menggumam) Mereka tidak pernah memahami aku. Mereka selalu melarang aku melakukan hal-hal yang aku suka.
Ahmad: Tapi mereka melarangmu karena mereka peduli padamu. Orang tua tahu apa yang terbaik untuk kita, dan mereka ingin melindungi kita dari hal-hal yang bisa membahayakan kita. Kita harus menghormati mereka dan mendengarkan nasihat-nasihat mereka.
Teman Ahmad merenung sejenak setelah mendengar perkataan Ahmad. Ahmad melanjutkan, "Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk menghormati dan mendengarkan orang tua kita. Bahkan jika mereka tidak sepaham dengan kita, kita harus tetap bersikap lembut dan hormat kepada mereka."
Baca Juga: Puisi Bertema Kemerdekaan: 3 Puisi Karya Chairil Anwar yang Penuh Semangat Perjuangan
Perbincangan tersebut membuat teman Ahmad berpikir lebih dalam. Beberapa minggu kemudian, Ahmad melihat perubahan dalam sikap temannya. Ia mulai mendengarkan orang tuanya, berbicara dengan sopan, dan lebih menghormati mereka.