GENMUSLIM.id- Tidak ada yang tahu mengapa seorang Kana, laki-laki berusia tiga puluh lima tahun itu, diborgol tangannya.
Dua orang polisi berada di kedua sisi tubuhnya dan puluhan mata masyarakat tempat tinggal yang menatapnya heran. Atas perkara apa laki-laki itu ditangkap?
Langkah kaki Kana terseok-seok ketika dua orang polisi itu menariknya, katanya Kana terlalu lama berjala.
Cerpen Baca Juga: Cerpen: Misteri Pengintaian dan Pengkhianatan, Chapter 1
Alhasil sandal jepit pemberian teman kosnya itu putus salah satunya. Belum lagi celananya yang menyapu tanah di musim penghujan ini, sudah pasti ia akan semakin terlihat gembel.
Bisik-bisik suara tetangga yang mengira-ngira apa yang sekiranya terjadi. Bagi masyarakat di daerah itu, Kana terkenal bukan laki-laki pembuat onar.
Justru, di usia kepala tiganya itu, ia meluangkan waktunya untuk mengajar TPA di salah satu masjid tempat tinggalnya. Meski belum beristri dan memiliki anak, Kana tampak luwes membimbing anak-anak mengaji.
Sekarang Kana sudah dimasukkan ke dalam mobil bersirene itu. Tetangga yang menyaksikannya hanya bisa menebak peristiwa yang baru terjadi.
Tidak ada yang bisa memberikan jawaban dari rasa penasaran mereka karena sejak Kana diseret dari dalam rumahnya, ia hanya menunduk.
Baca Juga: Cerpen anak: Petualangan Ana dan Budi di Pulau Khayalan
Sampai di kantor polisi, Kana melihat banyak wartawan yang seperti menunggu kehadirannya.
Banyak pertanyaan yang diajukan, tetapi tidak ada satu pun yang bisa Kana katakan.
Kana bahkan tersungkur ketika tiba-tiba seseorang polisi meninju wajahnya dengan keras.
“Dasar bajingan!” hardik polisi itu. “Mati kamu di penjara ini!” Intimidasinya pada Kana.
Kana mengusap ujung bibirnya yang berdarah.