fiksi

Cerpen Anak Kembar Kembara, Siasat Sihir

Senin, 7 Agustus 2023 | 12:12 WIB
Kedua anak kembar dan sang ayah disiasati penyihir yang jadi ibu (GENMUSLIM.id/dok: Canva)
GENMUSLIM.id,- "Kenapa ibu harus dikuburkan yah?" 
 
"Berarti ibu tidak bisa hidup dengan kita lagi ya yah?"
 
Pertanyaan beruntun kedua anaknya membuat sang ayah, Pak Hadi harus menelan ludah beberapa kali sebelum pada akhirnya menjelaskan kondisi saat ini.
 
Rumah sudah ramai oleh penduduk yang siap membantu pengurusan mayat istrinya yang telah meninggal sejak dini hari tadi dikarenakan sakit yang telah lama dideritanya meninggalkan kedua anaknya.
 
 
Kedua anaknya, Ona dan Nino tersebut hanya bisa menangis usai sang Ayah menjelaskan apa yang terjadi.
 
Ayahnya hanya dapat termenung sesekali dan membaca doa sesekali, begitu seterusnya.
 
Di sampingnya, kedua anaknya terus menangis tiada henti hingga ke pemakaman.
 
Hari berganti, tiada yang berubah..
 
Hanya bertambah kesepian yang dirasakan kedua anaknya. 
 
Sang ayah hanya memandang setiap hari kedua anaknya termenung dan membayangkan tentang ibunya masih ada hidup bersama mereka.
 
 
Telah bulat 100 hari kepergian ibunya, kedua anaknya masih juga bersedih.
 
Sang ayah hanya dapat menghibur mereka dengan sesekali membawakan makanan atau mainan sepulang dari hutan dan pasar.
 
Kedua anaknya merasa senang dan bermain walaupun sesaat setelahnya kembali lagi bersedih dan termenung.
 
Untuk pertama kalinya, akhirnya sang ayah mengajak kedua anaknya jalan-jalan ke taman hiburan dengan harapan perasaan kehilangan ibunya dapat berkurang.
 
Setiap akhir pekan sang ayah mengajak kedua anaknya tersebut.
 
Satu kejadian, kedua anaknya menghilang. Sang ayah sangat bingung mencari mereka.
 
Keliling taman hiburan tak membuahkan hasil hingga sang ayah merasa gagal.
 
Sang ayah sempat menyesali tindakannya mengajak kedua anaknya terus ke taman hiburan.
 
"Seandainya aku cukup baik menghibur mereka, mungkin..."
 
"Ayahhhh..." 
 
Ona dan Nino berteriak dari jauh, berlari menemui ayahnya.
 
Dari belakang sang anak terlihat seorang perempuan mengiringi mereka yang sangat bersemangat melihat sang ayah.
 
Ternyata kedua anaknya sempat tersesat, untungnya ditemukan seorang wanita baik yang akhirnya mengajak mereka makan dan minum sebelum mencari sang ayahnya.
 
Sang ayah berterima kasih atas pertolongan wanita yang akhirnya diketahui bernama Melati.
 
Melati tinggal tidak jauh dari rumah mereka dan merupakan penduduk baru yang pindah karena desa tempat tinggalnya mengalami bencana alam.
 
Melati kehilangan keluarganya termasuk anak-anaknya.
 
Cerita itu membuat kedua anaknya bersimpati dan memanggil wanita itu ibu untuk menghiburnya.
 
Semenjak hari itu kedua anaknya lebih sering bermain dengan Melati.
 
Melati tidak keberatan dan sangat senang, karena dengan begitu kedua anak tidak kesepian pun sama dengannya.
 
Sang ayah tentu juga sangat terbantu, terlebih ketika ia harus pergi berkerja, rasa was-was biasanya tidak dirasakannya lagi.
 
Lambat laun semakin rasa dekat dengan Melati, kedua anaknya bicara pada sang ayah untuk menikah saja dengan Melati.
 
Dengan begitu, baik Melati maupun kedua anaknya serta sang ayah bisa memiliki keluarga baru dan tidak kesepian lagi.
 
Sang ayah akhirnya menikah dengan Melati, sikap Melati tidak berubah meskipun sudah menikah. 
 
Suatu siang, Melati mengajak kedua anaknya mengantar makanan kepada ayahnya di hutan.
 
Sang ayah pasti senang mendapati kedua anaknya menyusul dan mengantar makanan.
 
Itu di pikiran keduanya.
 
Sampai di hutan, belum ditemukan tanda-tanda sang ayah hingga entah apa yang terjadi Melati dan kedua anaknya terpisah.
 
Kedua anaknya menangis, awalnya ada dua tangisan sampai hanya tinggal satu tangisan.
 
Ona seketika diam dan cahaya wajahnya berubah hitam dengan mata melotot.
 
Nino ketakutan melihat kembarannya seperti itu lantas menjerit meminta tolong. Melati dari kejauhan sedang merapalkan mantra yang entah sejak kapan wajahnya pun berubah raut jahat.
 
Ona menghitam seluruh badan dan seolah lenyap menjadi cahaya hitam yang melayang menuju Melati.
 
 
Nino ketakutan dan pergi menjauhi tempat hilangnya Ona. Ia pergi entah ke mana jauh berlari.
 
Melati mengejar dengan sangat cepat, tidak seperti layaknya manusia biasa.
Nino dipanggil Melati.
 
Hari mulai gelap, Nino dan Melati memilih berteduh di sebuah gubuk yang ditemukannya. 
 
Nino bercerita apa yang telah ia lihat, tanpa ia sadari Melati yang hanya tersenyum mendengar penjelasannya.
 
Nino menangis dan esok harinya perjalanan pulang sudah menanti.
 
Nino dan Melati pulang ke rumah yang sudah ditunggu oleh sang ayah dengan cemas.
 
Nino menjerit dan menangis mengisahkan apa yang telah ia lihat terjadi pada Ona.
Melati hanya diam dan meminta maaf pada suaminya itu.
 
Sang ayah memakan dan memeluk Nino dan Melati dan menjalani hidup kembali tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi.
***
 
 Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.
 
 

Tags

Terkini