Manusiawi dan Kewarasan Tidak bersama, Cerpen Berjudul Kamu Harus Menjadi Orang Gila

 

GENMUSLIM.id- Seseorang berlari tunggang langgang memasuki pasar, semua orang pasar menghentikan aktivitasnya. Latihan itu menjerit bagai orang gila.

 

Potongan kepala ayam tak putus dari lehernya, daging sapi tak tersayat halus sesuai lawan serat, buah busuk tak jadi masuk keranjang, kelopak kol lupa dibersihkan. Pedagang semua terpanah dan heran.

 

Semua mata tertuju kepada lelaki yang mengenakan kain coklat dan baju kaos partai, berlari tanpa jeda sembari berteriak. Persis orang gila.

"Tolong... Tolonglah aku!!!" Pedagang pasar mencari tahu apa yang terjadi.

 

Terus berulang, seakan sebuah nyawa akan tergadaikan apabila ia berhenti sejenak meski hanya menarik napas. Membuat semua orang pasar pun sesak melihatnya terengah-engah.

 

 

Sampai di ujung pasar, tepat di depan pedagang daging, ia berhenti dan menatap sekitar.

 

 Ketakutan, matanya nanar menatap sekeliling, menjambak rambut seolah sudah saatnya dicabut. Orang pasar ingin menghentikannya, tapi takut juga.

"Tidak... Jangan... Aku mohon" 

 

Begitulah katanya berulang. Seisi pasar, pedagang dan pembeli bingung bukan kepalang, minta ampun kepada Tuhan tapi salah tempat, memohon pertolongan, tapi tidak taju apa yang mau dikasihani.

 

Semua orang pasar menyimpulkan ia gila. Membuatkannya berteriak tolong dan mohon berulang hingga telinga terbiasa mendengarnya. Sahut-sahutan terasa, apa lagi kalau di pagi hari bersama dendang lagu-lagu islami dari musholla. 

 

 

Apabila Jumat tiba, dia mendapatkan banyak makanan dari Jumat berbagi, belum lagi ia menjerit mendengar speaker Jumat sampai telinganya. Orang pasar, baik pedagang maupun pembeli telah menganggap itu seperti nyanyian.

"Akhhhhh...."

 

Orang pasar berpikir mengakhiri hidupnya atau perlu pasung di sebuah ruang, tetapi tak ada yang mau bertanggung jawab atas makannya.

"Biarkanlah mencari makan di luar orang kerasukan itu"

 

Banyak pedagang yang alim menyuruh untuk diruqyah, tetapi setelahnya tidak ada perubahan. Alibinya banyak iblis sudah di kepala, padahal ustad terkenal yang dipanggil. Bukan main-main viewers-nya sampai jutaan di channel YouTube.

 

Tidak ada yang tahu keluarganya, orang-orang pada akhirnya menyebutnya orang gila. Orang gila itu hanya berkeliaran ke sana ke mari sekitaran pasar, sesekali memetik pisang yang tergantung di pedagang buah. 

 

 

Pedagang pasar lain sering jg dijahili dengan dimainin ikan hidupnya, disusun bumbu rempahnya, atau sekadar digantung semua bajunya. Hanya pedagang pisang yang justru menuliskan sesisir pisang yang 'halal' untuk diambil siapa pun, termasuk orang gila.

 

Begitu seterusnya hingga benar-benar di puncak marah seisi orang pasar. Setelah perundingan, semua sepakat orang gila tersebut dipasung di gudang pasar saja.

 

Dari perundingan menuju hari H butuh waktu 3 hari. Di hari terakhir, tiba-tiba teriakannya sudah tak ada lagi, keliling sudah tak ditemukan juga, semua seketika hening tanpa suara. 

 

Seorang tiba-tiba berteriak. Kali ini bukan orang gila lagi, melainkan meninggalnya orang gila tersebut yang ditemukan di rel kereta.

 

 

Diduga terjadi pembunuhan, karena korban mengalami luka tusuk. Semua menatap satu sama lain. Naas betul berita itu, pelaku penusukan juga tak ditemukan hingga lima bulan kemudian.

 

Seorang gadis dengan paras manis Jawa datang ke pasar dan bercerita mencari seorang bapak-bapak yang compang-camping dari pasar ini. 

 

Bercerita panjang tentang ia yang hampir diperkosa dan dibunuh, berhasil diselamatkan oleh orang gila itu. Saat ini ia baru bisa untuk mencari dan berterima kasih. 

 

Ternyata orang gila yang sama.***