Ia merasa ada yang aneh. Rezeki yang datang begitu tiba-tiba membuatnya ragu.
Baca Juga: Cerpen Islami, Realita Kehidupan Yang Menguatkan Ikatan Suci Pernikahan: Terimakasih, Mas!
Dengan hati yang berat, ia membawa tas itu ke rumah Pak Jamil, yang kebetulan sedang duduk di teras rumah.
“Pak Jamil, saya menemukan tas ini di jalan. Ada uang di dalamnya, tapi saya tidak bisa mengambilnya. Mungkin ini milik seseorang,” kata Laila, menyerahkan tas itu kepada Pak Jamil.
Pak Jamil mengangguk bijak. “Laila, rezeki itu memang datangnya bisa tak terduga. Namun, kalau kamu mendapati sesuatu yang bukan milikmu, lebih baik dikembalikan. Kamu sudah mendapat rezeki yang lebih besar, yaitu hati yang bersih.”
Laila merasa lega setelah mendengar kata-kata Pak Jamil. Ia pun meninggalkan rumah Pak Jamil dengan perasaan damai.
Namun, keesokan harinya, Pak Jamil memanggil Laila ke kebunnya.
“Tas itu ternyata milik seorang pedagang dari kota yang hilang tadi malam,” kata Pak Jamil. “Dia sangat berterima kasih kepada kamu. Dan ini, sebagai tanda terima kasih, dia ingin memberi kamu rezeki yang lebih.”
Pak Jamil memberikan sebuah amplop besar kepada Laila, yang berisi uang lebih banyak dari yang ia temukan di tas semalam. Laila terperangah. “Tapi saya hanya mengembalikan tas itu, Pak.”
“Rezeki datang pada mereka yang ikhlas, Laila. Inilah bentuk rezeki yang lebih besar,” jawab Pak Jamil sambil tersenyum.
Laila tak bisa berkata-kata, hanya bisa tersenyum dengan hati yang penuh rasa syukur.
Ia kini memahami bahwa rezeki tidak selalu berupa uang, namun bisa berupa kebersihan hati, dan rezeki yang datang ketika kita melakukan kebaikan dengan tulus.***
