GENMUSLIM.id— Cerpen Kehidupan tak akan membahas kehidupan apabila bumi sudah diselimuti kebakaran dan kabut asap.
Harus ada artis dahulu yang membahas AQI, baru sadar udara sudah tak baik. Kalau cerpen kehidupan yang bahas, dijamin tidak dibaca cermat.
Banyak mata, tapi memang tak banyak baca cerpen kehidupan ini misalnya, belum tentu Samapi selesai dibaca.
Viral dulu baru dibaca sampai selesai, postingan KKN berhantu misalnya. Lebih panjang dari cerpen dan lebih merah dari kebakaran.
Kabut asap tidak menghalangi membaca, tetapi viral bisa menjadi alasan dibaca.
Mari membaca cerpen kehidupan kali ini.
Kabut asap tak usai, masih mencekik dan kebakaran itu semakin merah.
Petugas hilir mudi berusaha mematikan api akibat kebakaran tersebut, serta setiap pagi kabut asap selalu menyelimuti hingga siang hari mulai naik ke langit.
Kehidupan terasa di dunia berbeda, bukan lagi di bumi. Belum lagi tingkah yang menggetarkan kepala ingin segera memasukkan ke dalam kobaran api kebakaran.
Malam ini pak Ridwan selaku petugas patroli penjaga kebakaran hanya bisa geleng-geleng kepala melihat seorang berkunjung ke hutan lindung dan menyalakan kembang api hingga membuat kebakaran.
Ia dipanggil atasan dan ditanyakan mengenai hal tersebut, baik pak Ridwan maupun anggotanya mengakui mengetahui pengunjung tersebut.
Tapi, mereka tidak ada satupun mengetahui bahwa mereka akan menghidupkan kembang api untuk kebutuhan foto.
Kebakaran terjadi begitu saja tanpa aba-aba, semua petugas kalang kabut, tapi tidak untuk pengunjung.
Ke sana ke mari pak Ridwan dipanggil untuk dimintai keterangan. Wartawan tidak peduli, goreng sana goreng sini hingga sosial media pengunjung hilang.
Para netizen cinta alam mulai bersuara atas sebab kebakaran yang memunculkan kabut asap ini, mereka menuntut minta maaf dari pengunjung di kehidupan sekarang.
Apabila di kehidupan akhirat, bukan lagi minta maaf, melainkan sudah penghakiman. Mungkin begitu maksud netizen pencinta alam dan pengkritik kebakaran ini.
Mereka berkomentar sembari membakar sampah. Ada juga yang menumpuk plastik. Juga tidak lepas menggunakan pupuk urea untuk lahan pertanian.
Yang penting tidak ada yang memvidiokan mereka, tidak akan ada yang tahu.
Pak Ridwan akhirnya memutuskan berkomunikasi dengan pengunjung. Meskipun ternyata netizen maha peduli kebakaran tersebut telah melaporkan ke pihak berwajib.
Pihak berwajib sudah wajib mengayomi, meskipun tidak ada uang lembur, tetapi ini viral. Pasti didahulukan.
Benar saja, sat-set semua teratasi. Konferensi pers pun dibentuk.
Ternyata pengunjung diminta menganti rugi dan meminta maaf di hadapan publik. Ganti ruginya bagi empat bisa jadi.
Saat meminta maaf, pak Ridwan dituntut balik karena dianggap lalai dalam tugasnya. Mendengar berita tersebut, anak pak Ridwan yang telah menginjak SMA segera membuat cerita panjang.
Bersambung dan penuh iba. Semua meradang, netizen maha benar lagi-lagi bergejolak.
"Minta maaf, minta maaf aja mbak, mas. Jangan cari kambing hitam"
"Pak Ridwan gak hitam loh"
" Kasian anak-anaknya"
"Gak ikhlas ni pasti"
"Woi minta maaf yang ikhlas knp"
Seketika penilaian Tuhan diambil-alih. Kebakaran yang awalnya bisa dibicarakan berubah menjadi bencana yang memusingkan.
Kabut asap merajalela dan keegoan tidak akan menemukan kerelaan.
Kasus kebakaran terus berlanjut hingga kabut asap sudah tak terkejut. Buktinya masker sudah tak butuh lagi, orang beradaptasi dan lupa.
Rumah korban yang terbakar tidak mencuat, netizen tidak suka kalo itu tidak viral, mereka tidak akan berkomentar.
Kabar pak Ridwan, ia tetap dipecat disebab kelalaian. Tidak viral. Kebakaran lain lebih viral.
Semua membuat dokumentasi kesedihan kebakaran dan sakit kabut asap. Viral semua humanity.
Netizen sudah lupa kembang api, karena sudah tidak viral lagi. Pak Ridwan kini jadi petani. Kabut asap sudah tak ada lagi.
Hujan dinanti sudah jadi. Pak Ridwan bakar lahan biar duit tersimpan. Netizen sudah tak suka kebakaran dan kabut asap lagi.***
Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews, kemudian join. Langkah pertama install aplikasi Telegram di Ponsel.