Dalam puisi digambarkan bagaimana sang tokoh memberanikan diri untuk jadi anak rantau dan bercita-cita untuk memperbaiki hidup.
Kesulitan dan besarnya rasa takut tergambar dalam puisi tentang anak rantau yang mencoba berani untuk meraih mimpi.
Baca Juga: Puisi Untuk Apa Kamu Bersamaku? Berisi Pertanyaan Perihal Orang yang Datang dan Pergi Dalam Hidup
Bagaimana perasaan tokoh dalam puisi? Bagaimana kisah lengkapnya? Dan seperti apa kejadian yang dialami sang tokoh yang belajar jadi anak rantau?
Baca dan simak selengkapnya puisi berjudul Belajar Jadi Anak Rantau berikut ini.
Belajar Jadi Anak Rantau
Aku berpijak di tanah orang
Memberanikan diri merangkak dan berjalan pelan
Tak mengenal dirimu
Tak tahu siapa dirinya
Dan tak mengerti dan buta dengan beberapa situasi
Kadang terkejut dan tersentak
Berpijak di tanah orang
Tak boleh sembarangan
Aku kadang tak paham
Beberapa rambu-rambu yang tak tertulis
Tapi selalu ada dan perlu dipatuhi
Baca Juga: Puisi: Inilah Tujuan Hidupku, Sebuah Karya Untukmu yang Sedang Berada di Fase Mencari Jati Diri
Sulit rasanya
Mencoba berani
Meskipun takut seringkali mengikuti
Terus mengekor di belakangku seakan tak mau pergi
Di tanah orang
Aku yang perlu mengerti
Aku yang perlu menyesuaikan
Seperti air yang selalu mengikuti
Apa pun bentuk wadahnya
Artikel Selanjutnya
Puisi Rumah Milikku Tak Punya Ibu: Berisi Sebuah Perasaan Rindu dan Usaha Untuk Menerima Kehilangan
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Sumber: Istimewa
Tags
Artikel Terkait
-
Puisi Rumah Milikku Tak Punya Ibu: Berisi Sebuah Perasaan Rindu dan Usaha Untuk Menerima Kehilangan
-
Contoh Puisi Bertema Pengaduan Cinta Hanya Satu Bait dengan Karakteristik Puisi Lama (Part 1)
-
Puisi Untuk Apa Kamu Bersamaku? Berisi Pertanyaan Perihal Orang yang Datang dan Pergi Dalam Hidup
-
Puisi Metamorfosa Si Kupu-Kupu: Berisi Tentang Perjuangan dan Sebuah Usaha Untuk Bangkit Dari Rasa Sakit
-
Fiersa Besari dan Chairil Anwar, dua penulis dalam Puisi Ibu