Cerpen Remaja: Kisah Pinra Gadis Pendiam dan Tak Banyak Berbicara Menemukan Teman dan Menerima Kekurangan

Photo Author
- Jumat, 11 Agustus 2023 | 09:40 WIB
Kisah Pinra gadis pendiam dan tak banyak bicara menemukan seorang teman dan mengerti cara menerima kekurangan. (GENMUSLIM.id/dok: Pexels/Maksim Romashkin)
Kisah Pinra gadis pendiam dan tak banyak bicara menemukan seorang teman dan mengerti cara menerima kekurangan. (GENMUSLIM.id/dok: Pexels/Maksim Romashkin)

Baca Juga: PT Astra Tol Nusantara Membuka Lowongan Kerja, Lulusan Baru Hingga Profesional Dipersilahkan Melamar

"Orang-orang normal pada umumnya," celetuknya lagi.

"Emang apa yang salah sama sering diam di perpustakaan? Aku rasa yang salah dan enggak normal itu orang yang suka ngatain orang dan menghakimi orang lain seenaknya." Seorang gadis berkacamata dan memiliki tahi lalat di dagunya tiba-tiba muncul dan membuat Pinra juga Risa melihat ke arahnya.

"Mungkin kamu yang enggak normal," sarkas gadis berkacamata itu. Yang membuat Risa merasa malu lalu pergi dari hadapan mereka.

Gadis berkacamata itu berjalan ke arah rak buku dan mengambil salah satu buku tentang biologi lalu duduk di samping Pinra.

Baca Juga: Hypophrenia: Menangis Tanpa Alasan yang Jelas, Bisa Jadi Gejala Awal Gangguan Psikologis, Simak Penjelasannya

"Kenapa kamu enggak balas omongan dia tadi? Orang kayak gitu harus dikasih paham biar enggak seenaknya," ucap gadis berkacamata itu yang membuat Pinra menoleh ke arahhnya.

"Buat apa juga ditanggapi. Lagian aku udah biasa mendapat perlakuan begitu. Memang benar mungkin aku orang yang aneh beda dari orang-orang." Pinra tersenyum getir mendengar perkataannya sendiri. Sebetulnya ada luka yang menggores hatinya.

"Bukan aneh, mereka aja yang enggak bisa menghargai orang. Setiap orang itu punya kekurangan dan kelebihan, hanya karena orang itu berbeda bukan berarti dia aneh. Itu menurutku," bisik gadis berkacamata itu yang sengaja memelankan suaranya. Takut penjaga perpustakaan menegur mereka.

Pinra hanya bisa menatap kagum dan merasa sedikit lebih baik. Baru kali ini ada orang yang mau bicara banyak dengannya dan membuat Pinra merasa tidak takut dipandang berbeda.

Baca Juga: Sebagai Terapi untuk Penderita Demensia, Cek 5 Manfaat Berkebun bagi Kesehatan Fisik dan Mental

"Aku Kilana, panggil aja Kila. Kelas XII IPA 1" ucapnya yang masih dengan nada setengah berbisik.

"Aku Pinra kelas XII IPS 2 boleh panggil aku apa aja."

Itu menjadi pertemuan pertama mereka yang menyenangkan. Sekaligus menjadi awal yang baik bagi Pinra. Karena sejak saat itu mereka sering bertemu dan menghabiskan waktu di perpustakaan. 

Makin lama pertemanan mereka makin dekat dan itu membuat Pinra merasa bahwa sekarang dia benar-benar memiliki teman.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Nauveliawati Nur Al-Fathonah

Sumber: Istimewa

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X