GENMUSLIM.id – Dalam hidup, emosi berperan penting dalam membantu individu untuk memutuskan suatu tindakan setelahnya.
Emosi muncul karena ada suatu pemikiran, perasaan, atau perilaku.
Dilansir GENMUSLIM dari Kementerian Kesehatan, Sabtu, 31 Agustus 2024, emosi adalah perasaan atau afeksi yang melibatkan suatu campuran antara gejolak fisiologis dan perilaku yang tampak.
Contoh, ketakutan pada seekor anjing yang dijumpai di jalan. Di momen itulah emosi berfungsi untuk menghindarinya dengan tidak panik, tidak lari atau melemparnya dengan batu.
Bukan hanya itu saja, jika terlalu menekan emosi yang tidak menyenangkan maka untuk merasakan emosi yang menyenangkan akan hilang.
Jadi, emosi itu bukan untuk ditolak melainkan untuk di manajemen atau dikelola.
Baca Juga: Hukum Tarik Menarik dalam Islam, Banyak yang Menyalah Artikan Konsep dari Law of Attraction
Hal yang sama juga berlaku bagi si kecil. Setiap anak memiliki karakter dan emosi yang berbeda-beda.
Apabila anak sering tantrum atau menangis, tak jarang sebagai orang tua kita akan memarahinya dan menyuruh untuk berhenti karena sudah tersulut emosi sendiri.
Padahal bunda, biarkan anak meluapkan emosinya dengan begitu ia akan berhenti dengan sendirinya.
Tahapan emosi pada anak
Menurut Psikolog Damar Wijayanti, usia anak menentukan emosi yang dirasakannya. Misal di usia 0-1,5 tahun, bunda belum merasakan ledakan-ledakan emosinya.
Rata-rata di usia itu, emosi pada anak masih sederhana seperti menangis. Mungkin karena ketakutan, lapar, atau mengantuk.
Namun saat anak sudah berusia 2-3 tahun, bunda dan ayah akan merasakan ledakan emosi.