Anak Sering Tantrum? Ketahui Tahapan dan Cara Mengelola Emosi Pada Anak Menurut Psikolog, Apa Yang Harus Dilakukan Orang Tua?

Photo Author
- Sabtu, 31 Agustus 2024 | 18:15 WIB
Cara mengelola emosi anak yang sering tantrum  (Foto: Genmuslim.id/dok: Youtube parentalk )
Cara mengelola emosi anak yang sering tantrum (Foto: Genmuslim.id/dok: Youtube parentalk )

Sebab diusia itu, si kecil sudah merasakan emosi yang komplek. Bukan emosi takut saja melainkan marah, sedih, senang, kecewa, bosan, dan lain-lain.

Emosi yang dirasakan tadi, belum diimbangi dengan kemampuan otaknya untuk mengelola emosi tersebut.

Sebab neuronnya dalam meregulasi emosi belum berkembang dengan sempurna dan baru selesai di usia sekitar 24 atau 25 tahun.

Baca Juga: Salut! Bak Uwais al Qarni, Seorang Siswi SD Sisihkan Jatah Makan Gratis Dari Program MBG Demi Ibunya Di Rumah

Artinya, semakin bertambah usia anak maka emosi yang dirasakan semakin komplek. Hanya saja perkembangan otak di bagian merespon emosi sudah ada, karena itu si kecil sudah bisa lebih awal merasakan emosi.

Akan tetapi dalam mengelola emosi masih berada di tahap pengembangan.

Makanya, di usia anak-anak bahkan dewasa masih mengalami emosi yang meledak-ledak  bahkan impulsif.

Sebab kemampuan otaknya dalam mengelola emosi dengan merasakan emosi belum berimbang (balance).

Cara mengelola emosi anak

1. Ajarkan anak untuk menyadari dan memahami emosi yang sedang dirasakan. Beri nama atau validasi pada setiap emosi yang muncul. Saat anak merasa senang katakan “kamu sedang senang ya”, begitu pula dengan emosi negatif.

2. Berilah pemahaman pada anak jika setiap emosi adalah hal yang alami, seperti ketika anak jatuh dari sepeda maka sebagai orang tua bisa menjelaskan “tidak apa-apa jatuh dari sepeda, sakit ya? Nanti mainnya lebih hati-hati lagi ya.

3. Ajarkan pada anak untuk bisa mengungkapkan perasaannya

4. Berilah contoh perilaku pengelolaan emosi yang positif pada anak

5. Bunda dan Ayah dapat mengungkapkan emosi yang dirasakan, agar anak dapat belajar berempati pada perasaan orang lain.

6. Mengajarkan anak teknik relaksasi, hal ini bisa dilakukan merubah posisi. Misal, saat marah cobalah untuk duduk atau menarik nafas panjang dan menghembuskannya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ninik Reatni Rukmiantika

Sumber: Kementerian Kesehatan

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X