ragam

Marak Trend Bunuh Diri, Berikut Pola Asuh yang Bisa Orang Tua Terapkan untuk Mengikuti Trend Zaman

Minggu, 22 Oktober 2023 | 16:45 WIB
Seseorang tengah depresi dan memerlukan pertolongan (GENMUSLIM.id/dok: Pixabay)
GENMUSLIM.id - Trend bunuh diri menjadi trend yang terdengar ngeri tapi begitu kenyataannya.
 
Zaman yang semakin berkembang membuat berbagai macam trend menyasar kalangan anak muda, salah satunya Trend bunuh diri
 
Jika trend yang positif tak masalah, namun jika trend bunuh diri? 
 
Terkadang walau anak sudah tumbuh remaja, penerapan parenting seperti pengawasan serta pola asuh orang tua seharusnya semakin ketat. 
 
 
Anak muda zaman sekarang lebih memilih menyimpan masalahnya sendiri daripada bercerita pada orang tua. 
 
Jika dirasa sudah tak kuat maka bunuh diri menjadi daftar pilihan teratas untuk menyelesaikan masalahnya.
 
Menyeramkan sekali trend yang tengah menyasar anak muda kali ini, orang tua harus terapkan pola asuh ini seiring perkembangan zaman.
 
Dilansir Genmuslim dari data Kepolisian RI, bulan Januari sampai Juli 2023, kasus bunuh diri meningkat sebanyak 31,7 persen atau 640 kasus yang lebih tinggi dari tahun sebelumnya. 
 
Dalam artikel ini kita akan membahas bagaimana pola asuh yang bisa orang tua terapkan untuk mengikuti trend zaman.
 
 
1. Orang tua harus mengontrol perkembangan teknologi anak
 
Perkembangan teknologi yang semakin pesat membuat anak selalu berdampingan dengan alat-alat elektronik, seperti smartphone, komputer, dan lain-lain.
 
Lalu bagaimana cara terbaik sebagai orang tua untuk bisa mengontrol penggunaan teknologi pada anak?
 
Yaitu dengan memberikan pemahaman tentang konten-konten yang berdampak positif bagi anak serta meminimalisir konten tidak pantas. 
 
Maka dari itu orang tua generasi z ataupun generasi milenal juga harus tahu trend yang sekarang tengah marak. 
 
Sehingga orang tua dapat berperan aktif dalam aktivitas online anak, seperti mengawasi serta membimbing.
 
2. Orang tua sebagai tempat cerita
 
Anak muda zaman sekarang lebih banyak menyimpan sendiri apa yang tengah ia hadapi, mungkin dengan beberapa dalih tak ingin menjadi beban orang lain termasuk beban untuk kedua orang tua.
 
Namun, sebagai orang tua perlu adanya kepekaan. Tak perlu menunggu anak bercerita, orang tua sebaiknya menawarkan diri sebagai tempat cerita.
 
Luangkan sedikit waktu untuk anak. Pahami kondisi yang tengah ia alami saat ini. 
 
Minimal dalam satu hari, orang tua harus menciptakan komunikasi yang baik dengan anak seperti terlibat dalam kehidupan sehari-hari anak sehingga anak tidak merasa menghadapi semuanya sendirian. 
 
Dengan penerapan tersebut mereka setidaknya akan berpikir masih memiliki tempat cerita dan berbagi, yaitu orang tua.
 
 
3. Jangan abai jika anak tak terlihat seperti biasanya
 
Sebelum melangsungkan aksi bunuh diri setidaknya anak akan menunjukkan sinyal atau tanda yang mungkin tanpa menjalin komunikasi yang baik, orang tua tidak akan sadar dengan tanda-tanda tersebut. 
 
Berikut tanda-tanda pelaku bunuh diri yang telah kami rangkum dari berbagai sumber:
 
- Menulis surat perihal rencana bunuh diri atau kalimat-kalimat seperti: “Saya akan mengakhiri hidup saya.” atau “Saya tidak akan membebani orang-orang lagi.”
 
- Menghindari kontak sosial.
 
- Mood berubah-ubah.
 
- Meningkatnya penggunaan alkohol atau narkoba.
 
- Merasa terjebak dan tidak memiliki harapan atas situasi yang sedang dihadapi.
 
- Perubahan dalam kegiatan sehari-hari atau perubahan kebiasaan, seperti perubahan pola makan, jam tidur, dan lain-lain.
 
 - Melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri (self harm).
 
 - Perubahan kepribadian, menjadi cemas atau gelisah saat mengalami tanda-tanda yang disebutkan di atas.
 
Tanda-tanda tersebut dapat dikenali oleh orang-orang sekitar termasuk orang tua, namun terkadang banyak yang tak menyadari tanda-tanda tersebut.
 
4. Jadilah orang tua support system, bimbing anak pada kegiatan atau hal-hal positif
 
Banyak hal-hal positif yang bisa anak lakukan, salah satunya dalam lingkungan sekolah. 
 
Dari sini juga orang tua dapat mengembangkan bakat anak dengan menyuruh mereka mengikuti ekstrakurikuler sesuai minatnya.
 
Bergabung bersama teman sefrekuensi dan mengikuti hal-hal yang mereka sukai atau minati akan sedikit menghilangkan beban pikiran yang memberatkan mereka. 
 
Jangan memaksa anak pada suatu hal yang tidak mereka suka, dampingi selalu baik jika mereka membutuhkan ataupun tidak. 
 
5. Pinta anak untuk menerapkan pola hidup sehat
 
Hal tersebut tentu dimulai pula dari aktivitas orang tua. 
 
Bermula dari membiasakan anak bangun pagi. 
 
Taat menjalankan ibadah hingga memberinya asupan makanan sehat dan bergizi.
 
Pola tidur dan olahraga juga tidak kalah penting untuk menghilangkan hormon stres.
 
Sesekali ajak pula anak untuk refreshing seperti berlibur ke tempat wisata atau sekadar jalan-jalan di taman.
 
5. Orang tua juga perlu konsultasi
 
Konsultasi di sini bisa pada beberapa orang tertentu. 
 
Guru bisa menjadi salah satu tempat konsultasi orang tua.
 
Orang tua dan guru justru bisa saling bekerja sama untuk turut andil sebagai kunci pertama pencegahan trend bunuh diri ini. 
 
Dengan kerja sama antara orang tua dan guru, keduanya bisa saling mengawasi serta memperhatikan aktivitas keseharian anak.
 
Jika orang tua berperan penuh di rumah maka guru berperan penuh di lingkungan sekolah.
 
Namun jika telanjur ditemukan tanda-tanda yang cukup berbahaya dari anak dan anak mengalami tingkat depresi atau stres yang cukup serius maka konsultasi pada tenaga professional adalah solusi terbaiknya. 
 
Demikianlah pola asuh yang dapat orang tua terapkan untuk meminimalisir maraknya trend bunuh diri.***
 
 Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup WhatsApp "GENMUSLIM PARENTING", caranya klik link https://chat.whatsapp.com/DAUxgNwGoIWG3OXb6LQChn, atau bisa gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS". Jangan Lupa install aplikasi WhatsApp atau Telegram di Ponsel.
 
 

Tags

Terkini