Masjid Jami Tua Palopo, Masjid Tertua di Sulawesi Selatan yang Simpan Sejarah Panjang Perkembangan Islam di Tana Luwu

Photo Author
- Rabu, 30 Oktober 2024 | 19:50 WIB
Profil Masjid Masjid Jami Tua Palopo, masjid tertua di Sulawesi Selatan (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Youtube Munkar)
Profil Masjid Masjid Jami Tua Palopo, masjid tertua di Sulawesi Selatan (Foto: GENMUSLIM.id/dok: Youtube Munkar)

GENMUSLIM.id - Masjid Jami Tua Palopo adalah salah satu warisan budaya tertua di Sulawesi Selatan yang telah berdiri sejak 1604 Masehi pada masa pemerintahan Datu Luwu ke-16, Pati Pasaung, dan hingga kini menjadi simbol penting penyebaran Islam di daerah ini.

Terletak di Jalan Andi Djemma, Kelurahan Batupasi, Kecamatan Wara Utara, masjid ini berdiri kokoh di pusat Kota Palopo, tepat berseberangan dengan Istana Kedatuan Luwu, dan menjadi cagar budaya yang dihormati.

Dilansir dari Youtube Munkar, kehadiran masjid ini menandakan penerimaan Islam di Tana Luwu dan merupakan simbol perubahan budaya yang dimulai sejak abad ke-16.

Menurut pemangku adat Kedatuan Luwu, Maddika Bua Andi Syaifuddin Kaddiraja, masjid ini menjadi saksi sejarah awal Islam.

Baca Juga: 6 Pilar Raudhah di Masjid Nabawi, Merupakan Jejak Sejarah Mengenai Kisah Kehidupan Nabi Muhammad SAW

Pertama kali yang diperkenalkan oleh tiga ulama dari Minangkabau, yaitu Datok Sulaiman (Khatib Sulung), Abdul Makmur (Datuk ri Bandang), dan Abdul Jawad (Datuk ri Tiro).

Islam yang semakin berpengaruh menginspirasi banyak tokoh kerajaan untuk memeluk Islam, termasuk Datu La Patiware’ dan penerusnya, Pati Pasaung.

Awalnya, pusat kerajaan Luwu berada di Pattimang, namun konflik antara Pati Raja dan Pati Pasaung menyebabkan perpindahan ke Palopo yang dianggap lebih netral.

Masjid Jami Tua Palopo pun menjadi simbol perpindahan ini, serta memperkuat posisinya sebagai bangunan bersejarah di Sulawesi Selatan.

Struktur masjid ini dirancang dengan berbagai detail yang memadukan budaya Jawa, Bugis, Hindu, dan Islam, memiliki luas sekitar 15 meter persegi, dengan atap bersusun tiga, simbol keseimbangan Bugis, serta lima tiang utama di dalamnya yang melambangkan rukun Islam.

Dinding masjid terbuat dari batu cadas dengan perekat dari kertas putih telur, teknik konstruksi kuno yang menjadikannya tetap kokoh hingga saat ini.

Baca Juga: Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Masjid Ikonik yang Punya Payung Besar! Yuk Simak Berikut Ini

Di bagian barat masjid, terdapat 12 jendela kecil yang melambangkan jumlah bulan dalam setahun, dan pintu utama yang menghadap ke arah timur melambangkan keesaan Allah.

Masjid ini juga memiliki berbagai ornamen budaya, termasuk keramik Cina di puncak atap dan bentuk limasan khas Jawa di bagian atas yang menyerupai rumah adat Joglo.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: Youtube Munkar

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X