Fenomena Childfree di Indonesia Tunjukkan Kenaikan Signifikan, Intip 3 Faktor Penyebab Terjadinya Tren Ini!

Photo Author
- Rabu, 11 September 2024 | 21:34 WIB
Benarkah angka Childfree di Indonesia kian meningkat? Apa faktor penyebabnya? (Foto: GENMUSLIM.id/dok: YouTube Satu Persen - Indonesia)
Benarkah angka Childfree di Indonesia kian meningkat? Apa faktor penyebabnya? (Foto: GENMUSLIM.id/dok: YouTube Satu Persen - Indonesia)

Jika dilihat dalam satu dekade terakhir, angka pernikahan di Indonesia menurun sebesar 28,63 persen dibanding periode sebelumnya.

Selain itu, angka kelahiran yang ditunjukkan data World Bank (Bank Dunia), Indonesia memang menunjukkan tren penurunan.

Pada 1960 angka kelahiran per perempuan Indonesia berada di angka 5,5 kemudian angkanya turun menjadi 2,2 pada 2022.

Penurunan tingkat kelahiran ini dipengaruhi oleh faktor sosial, lingkungan dan evolusi pada suatu negara.

Fenomena childfree menjadi salah satu faktor penyebab penurunan tingkat kelahiran di dunia, termasuk Indonesia.

Kira-kira apa saja faktor penyebab terjadinya tren childfree di Indonesia? Berikut 3 faktor penyebabnya, dikutip GENMUSLIM berdasarkan penelitian Akademisi Universitas Pelita Harapan yang dilakukan pada Juni 2024 yang lalu:

Baca Juga: Childfree Jadi Gaya Baru Pernikahan, Diperbolehkan dalam Islam?

1. Pengaruh Budaya Barat

Pada era modern, banyak masyarakat yang menggemari budaya barat terutama generasi milenial dan generasi Z.

Sosial budaya dari barat semakin beredar di Indonesia, melalui berbagai produk digital.

Salah satunya adalah budaya childfree ini. Sebab, gagasan tentang childfree dimulai dari budaya barat yang menerapkan ideologi liberal.

2. Finansial

Salah satu faktor orang memilih untuk childfree adalah karena biaya hidup.

Sebab, biaya hidup semakin tinggi seiring dengan peningkatan inflasi atau penurunan nilai mata uang.

Selain itu, pengeluaran terbesar seorang anak adalah biaya pendidikan.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Muhammad Reza Nurcholis, S.Si

Sumber: BPS, unair.ac.id, Jurnal Syntax, Independent UK, World Bank, YouTube Satu Persen - Indonesia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X