Baca Juga: Parenting Islami Menurut Ustadz Khalid Basalamah, Hindari Kalimat Negatif Pada Anak Saat Berbicara!
Sedangkan parenting VOC dikenal sebagai parenting authoritarian.
Parenting authoritative ialah pola asuh ini dicirikan oleh kombinasi antara kasih sayang dan disiplin yang seimbang, di mana orang tua memberikan kebebasan kepada anak untuk bereksplorasi, namun tetap menetapkan aturan yang jelas dan tegas.
Parenting authoritative cenderung mendukung perkembangan kemandirian anak, namun tetap dalam kerangka tanggung jawab dan pemahaman terhadap konsekuensi dari setiap tindakan.
Sementara itu, parenting authoritarian, orang tua cenderung menerapkan aturan yang sangat ketat dan menuntut kepatuhan tanpa banyak ruang untuk diskusi atau negosiasi.
Anak-anak dalam pola asuh authoritarian sering kali diharapkan untuk mengikuti perintah tanpa pertanyaan, yang dapat menghasilkan disiplin yang tinggi tetapi juga dapat membatasi kreativitas dan kemampuan anak dalam mengambil keputusan secara mandiri.
Baik parenting authoritative maupun authoritarian, keduanya memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing.
Oleh karena itu, pentingnya keseimbangan dalam pola asuh.
Karena, ketika orang tua terlalu lembut dalam mendidik anak, setiap perilaku anak—baik yang buruk maupun yang baik—diperlakukan sama.
Akibatnya, anak tidak dapat membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Jika orang tua terlalu lembut, anak mungkin akan merasa segala perilakunya selalu dibenarkan, tanpa pernah ada yang dianggap salah.
Hal ini bisa membuat anak menjadi sombong, merasa tidak pernah ada satu pun perilakunya yang dikritik, meskipun sebenarnya ada yang keliru.
Jika anak tidak pernah diingatkan tentang kesalahannya dan dibiarkan saja, maka perilaku negatifnya bisa terus berlanjut.
Sehingga diperlukan juga tindakan yang nyata dan tegas dalam mendidik.