Seiring dengan permintaan pesanan yang terus bertambah, ia pun mulai membuka toko di Pasar Banjarsari, Kota Pekalongan di tahun 2018.
Tak disangka, ini menjadi awal dari pelanggan dan reseller yang terus bertambah.
Zialova Batik menghadirkan beragam variasi produk yang sesuai dengan kebutuhan dan minat masyarakat saat ini.
Beberapa produk yang dihadirkan seperti mukena, daster, gamis, hingga baju koko dan sarung yang khusus disediakan untuk bulan Ramadan.
Produk Zialova Batik sendiri sudah dipasarkan ke berbagai kota.
Tak hanya sekitar Pekalongan saja, tapi juga sudah ke luar kota, luar pulau, bahkan produknya juga dibawa supplier dari Malaysia.
KESULITAN MODAL USAHA, TAPI…
Sebagai pengusaha “kecil-kecilan”, Nur Afidatul Azimah mengaku sempat mengalami kekurangan modal dalam menjalankan roda usaha Zialova Batik miliknya.
Untungnya, pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI sangat membantu usahanya terus berjalan dan berkembang.
“Sekitar tahun 2018-2019, waktu pesanan seragam mulai banyak, kan saya juga bingung mencari modal tambahan. Kebetulan ada salah satu teman yang kerja di BRI dan menawarkan brosur KUR. Saya hitung-hitung kok bunganya rendah sekali. Jadi akhirnya saya mengajukan itu dan mendapatkan pinjaman Rp10 juta,” ceritanya.
Seiring kapasitas usahanya yang semakin besar dan banyaknya kebutuhan serta biaya lain untuk produksi, ia pun kembali mengajukan pinjaman KUR dari BRI dengan jumlah yang terus meningkat.
Semuanya dimanfaatkan untuk modal tambahan operasional yang membantu perputaran keuangan usahanya.
Zialova Batik juga menjadi UMKM binaan Rumah BUMN.