Jumlah neuron pada otak itu banyak sekali kurang lebih seratus milyar, satu neuron cara kerjanya sama dengan satu komputer yang mempunyai kabel- kabel penghubung.
Yang berfungsi untuk merekam segala sesuatu seperti arahan, pelajaran, yang kemudian akan membentuk sambungan- sambungan dan akan terekam sebagai memori.
Baik itu kejadian baik atau buruk, ajaran positif atau negatif, sel otak akan membentuk sambungan sehingga terjadi sebuah memori pada otak.
Jika terekam sebuah memori dan berulang, maka sambungan sel otak itupun akan terus berulang dan menjadi semakin kuat ingatan dan memori tersebut.
Yang membedakan waktu sambungan sel otak itu adalah lem atau neurotransmitter, yang kurang lebih ada seratus jenis.
Jika memori atau kejadian yang ditangkap oleh otak itu positif maka jenis neurotransmitter atau jenis lem yang keluar akan lem positif.
Begitu juga jika memori atau kejadian yang ditangkap oleh otak itu negatif yang nantinya akan berhubungan dengan emosi lainnya jenis neurotransmitternya bernuansa negatif.
Jadi otak itu akan mengingat memori yang positif, negatif, apalagi yang ekstrim, dan otak akan sangat mudah mengingat memori yang memakai kata sangat, seperti sangat cantik, sangat pintar.
Jenis transmitter otak yang dikeluarkan ketika berhubungan dengan ingatan sangat itu jenis yang sangat kuat, seperti lem korea jelas dr Aisah Dahlan.
Perlakuan kurang baik dari orang tua akan membentuk sambungan negatif yang akan terus diingat oleh anak hingga dewasa.
Yang bisa menyebabkan terjadinya penyimpangan pada sifat dan sikap anak, karena pola pengasuhannya yang tidak sesuai dengan watak bawaan sang anak.
Itulah pentingnya mengapa orang tua harus mengetahui ilmu neuroparenting, agar orang tua mengerti dan paham apa yang sebenarnya dibutuhkan anak dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. ***
