Tradisi Ruma Mamahun Diadakan Tiap Menyambut Kedatangan Lailatul Qadar di Kampung Maar Seram Timur

Photo Author
- Selasa, 2 April 2024 | 13:02 WIB
Ilustrasi Tradisi Ruma Mamahun ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Freepik.com/ Freepik))
Ilustrasi Tradisi Ruma Mamahun ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Freepik.com/ Freepik))

GENMUSLIM.id - Malam Lailatul Qadar dilaksanakan di setiap daerah sehingga kebanyakan masyarakat dan umat Islam merayakan malam Lailatul Qadar dengan tradisi mereka berbeda-beda.

Lailatul Qadar sendiri merupakan malam turunnya wahyu Allah (yakni pada malam gasal bulan Puasa sesudah tanggal 20) yang apabila seseorang beramal kebaikan pada malam itu, pahalanya akan dilipatgandakan, atau malam kemuliaan.

Banyak daerah yang melakukan tradisi malam Lailautul Qadar dengan pembakaran Obor yang menurut merupakan malam 1000 bulan namun berbeda dengan masyarakat Kampung Maar Seram Timur mereka mengikuti malam keistimewaan itu dengan cara mereka sendiri.

Tidak hanya melakukan pembakaran obor namun masyarakat Kampung Maar Seram Timur juga melakukan pembakaran obor atau Pelita memakai kreativitas mereka yaitu Tradisi Ruma Mamahun (Rumah Kecil) yang dijadikan sebagai tradisi kampung Maar Seram Timur pada malam Lailatul Qadar.

Baca Juga: Suka Baca Webtoon? Kolang-kaling Menjadi Salah Satu Webtoon yang Sarat Pesan Dakwah Untuk Bulan Ramadhan

Tradisi Ruma Mamahun (Rumah Kecil) ini berupa rumah kecil-kecil yang terbuat dari gaba-gaba yang di desain dengan cantik sehingga proses tradisi tersebut menjadi simbol bagi mereka pada saat malam Lailatul Qadar.

Ruma Mamahun di terapkan untuk semua orang di Kampung Maar Seram Timur. Ruma Mamahun di jadikan sebagai tradisi pada Malam Lailatul Qadar atau malam keistimewaan.

Proses tradisi Ruma Mamahun itu, untuk masyarakat berfikir bahwa itu adalah simbol dalam malam keistimewaan.

Ruma Mamahun itu di desain dengan cantik karena bagi masyarakat bahwa itu merupakan Rumah Kecil yang harus di beri penerang dengan pelita sehingga proses malam Lailatul Qadar merupakan malam yang istimewa.

Tidak hanya pelita yang di taruh di dalam Rumah Kecil tersebut, namun juga yang dilakukan oleh masyarakat menaruh makanan, minuman pelita sebagai penerang di dalam Ruma Mamahun tersebut.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Damar, Kebiasaan Unik Untuk Sambut Kedatangan Malam Lailatul Qadar oleh Masyarakat Papua Barat

Semua tradisi yang sudah berkembang turun temurun dalam suatu lingkungan masyarakat harus dijaga dengan baik keberadaannya agar tidak menghilang seiring dengan kemajuan zaman dan membuat suasana perayaan datangnya Lailatul Qadar menjadi lebih berarti.

Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk menjaga masing-masing tradisi di daerah kita.

Seperti dengan mengunggah pelaksanaan tradisi tersebut di sosial media, agar dapat dikenal oleh masyarakat di seluruh penjuru negeri.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Zaiyana Nur Ashfiya

Sumber: Disertasi Doktor IAIN Ambon

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X