Mantan Menteri Kelautan Dan Perikanan Ri, Susi Pudjiastuti Suarakan Tidak Ada Dalih Pembenaran atas Tewasnya Santri Akibat Penganiayaan

Photo Author
- Sabtu, 2 Maret 2024 | 16:45 WIB
Susi Pudjiastuti   (Genmuslim.id/Dok. Instagram Susi Pudjiastuti  )
Susi Pudjiastuti (Genmuslim.id/Dok. Instagram Susi Pudjiastuti )

GENMUSLIM.id - Lahir di Pangandaran membuat Susi Pudjiastuti lebih dekat dengan laut, pesisir pantai yang terbentang menampakkan kawasan perairan.

Perempuan kelahiran pangandaran tersebut merupakan putri dari pasangan Haji Ahmad Karlan dan Hajjah Suwuh Lasminah, kedua orang tua Susi Pudjiastuti dikenal sebagai pengusaha ternak di Jawa Tengah.

Kiprah Susi Pudjiastuti di dunia perikanan dimulai sejak 1983 berprofesi sebagai pengepul ikan.

Kemudian pada 1996, dia berhasil mendirikan pabrik pengolahan ikan PTASI Pudjiastuti Marine Product bergerak di bidang eksportir hasil perikanan dan PT ASI Pudjiastuti Aviation yang mengoperasikan maskapai penerbangan Susi Air pada 2004.

Baca Juga: Ide Jualan Bulan Ramadhan: Resep Es Sparkling Mango Modalnya Cuma 7 Ribuan Aja! Bahannya Mudah dan Murah

Sebagai mantan Menteri Kelautan dan Perikanan RI yang juga seorang ibu, Susi Pudjiastuti memiliki kepekaan terhadap sekitar, terutama hal yang bersifat kekerasan hingga berujung kematian.

Penganiayaan yang menimpa santri asal Banyuwangi hingga tewas cukup menyita perhatiannya. 

Bahwa tidak ada dalih pembenaran atas tewasnya santri, terlebih di kalangan pondok pesantren.

Melalui akun sosial medianya, Susi Pudjiastuti menyuarakan gejolak hatinya. 

Unggahannya cukup memperoleh respon positif, komentar senada juga dituliskan pada kolom komentar di akun Twitter miliknya. 

Baca Juga: Muhammadiyah Telah Menetapkan Awal Ramadhan 2024, Kemungkinan berbeda Lagi dengan Pemerintah, Simak Ulasannya

Nama akun @mooxndyou menuliskan 

“Benar, apapun alasannya, pembunuhan tidak akan ada pembenarannya. kalau susah dinasehati karena tidak mau sholat, bukan berarti boleh untuk dibunuh. Justru harus dirangkul agar anak tersebut nyaman dan mau mentaati peraturan yang ada. Alasannya make no sense at all”.

“Apa karena tidak mau dinasehati boleh menganiaya sesama? Rasul itu menunjukkan pekerti yang baik, akhlak yang mulia, hingga kini Rasul banyak pengikut. Pesantren harus bisa mengutamakan kasih sayang dan budi pekerti yang baik dalam mengubah perilaku seseorang” kata @AH_SiregarXIX.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Dianti Nur Rahayu

Sumber: Twitter Susi Pudjiastuti

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X