- Anak Bungsu Suka Bereksplorasi
Berbeda dengan anak sulung yang otomatis mendapat title pemimpin di antara saudara-saudaranya, anak bungsu belum menemukan jati dirinya dalam keluarga.
Menurut Psikolog Frank Sulloway, hal inilah yang membuat si bungsu senang bereksplorasi dan berani mengambil risiko.
- Anak Bungsu Lebih Santai
Saat membesarkan anak terakhir, orang tua sudah memiliki banyak pengalaman yang membuat mereka lebih santai membesarkan anak terakhirnya.
Menurut Psikolog Kevin Leman, pola asuh orang tua yang lebih santai, membuat anak bungsu cenderung kurang berorientasi pada aturan.
- Anak Bungsu Mudah Mencari Teman
Karena anak bungsu harus menemukan tempatnya dalam keluarga, mereka belajar mengontrol situasi.
Menurut Leman, kondisi ini membuat anak bungsu sangat friendly dan mudah bersosialisasi.
- Anak Bungsu Paling Dekat Orang Tua
Tentunya anak bungsu hadir paling terakhir dalam keluarga, saat semua kakaknya menikah dan meninggalkan rumah, dialah yang menemani orang tuanya.
Bahkan si bungsu merasa enggan jika harus meninggalkan orang tuanya sendirian, karena itu dia dianggap dekat dekat orang tuanya.
- Anak Bungsu Dikenal Humoris
Survey dari YouGov pada tahun 2015 menunjukkan jika anak bungsu menganggap diri mereka humoris.
Psikolog Richard Wiseman menyatakan jika kepribadian ini berkembang karena si bungsu ingin mendapatkan perhatian orang tuanya melalui humor.
Studi lain menunjukkan jika sifat humoris anak termuda karena mereka hidup lebih santai dibandingkan kakak-kakaknya.
Sindrom anak bungsu tidak selalu negatif, anak terakhir memiliki banyak sisi positif yang bisa mereka kembangkan.
Karena kepribadian bisa berubah dan disesuaikan, tergantung dimana kalian berada.***