Misalnya, ketika di usia tiga tahun anak sudah dibiasakan untuk merapikan mainannya sendiri.
Lalu, ketika usia empat tahun sudah bertanggung jawab atas kebersihan diri sendiri, seperti memakai baju sendiri, meletakkan sepatu dan sandal di tempatnya, meletakkan pakaian kotor di keranjang dan sebagainya.
Ketika usia lima tahun anak sudah bertanggung jawab atas kebersihan tempat tidur.
Enam tahun anak sudah boleh orang tua berikan rutinitas rutin untuk berkontribusi terhadap pekerjaan rumah.
Perlu Anda ketahui bahwa inisiatif anak itu terbentuk melalui kebiasaan.
- Apakah Anda Sering Mengambil Alih Pekerjaan Anak?
Mungkin ketika mengerjakan sesuatu orang tua dapat merasa kesal karena anak yang bekerja sangat lambat.
Orang tua mengambil alih pekerjaan tersebut agar lebih cepat selesai.
Namun, jika anak tidak pernah Anda berikan kesempatan untuk belajar kapan ia akan bisa melakukannya.
Mengambil alih pekerjaan ini justru dapat menurunkan motivasi dan inisiatif dalam membantu orang tua.
- Apakah Anda Selalu Mengkritik Anak Bermalas-malasan?
Orang tua sering mengkritik anak ketika mereka dalam keadaan bermalas-malasan.
Namun, sesekali ketika mereka ingin membantu Anda dengan pekerjaan rumah justru orang tua menyindir anak bukan memberi pujian.
Contohnya, “Kamu sehat? Kok tumben menyapu rumah pagi-pagi?”
Dalam kondisi ini akan lebih baik jika orang tua dapat memuji anak, agar mereka merasa diapresiasi oleh orang tua, sehingga memiliki keinginan untuk melakukannya lagi.
Ketika Anda memiliki anak di usia remaja yang sudah terlanjur tidak memiliki inisiatif dan malas, maka dapat mendidiknya kembali seperti anak kecil. ***