GENMUSLIM.id – Anak memberikan reaksi berlebihan terhadap hal-hal kecil seperti lampu terang, suara keras, atau pakaian yang tidak nyaman bisa jadi menandakan mereka mengidap gangguan sensorik.
Gangguan sensorik atau Sensory Processing Disorder (SPD) adalah kondisi neurologis yang mengganggu kemampuan otak untuk memproses dan memberikan reaksi atas informasi sensorik
Informasi sensorik meliputi hal yang berhubungan dengan panca indra, seperti mencium, mendengar, melihat, merasakan, dan menyentuh. Gangguan sensorik dapat memengaruhi satu panca indra saja atau semuanya.
Menurut Lucy Jane Miller, PhD, pendiri STAR Center, pusat penelitian dan terapi ganguan sensorik di Greenwood, normalnya, jika anak ditepuk pundaknya, sistem sarafnya akan menginformasikan ke otak bahwa ia menerima tepukan ringan.
Namun, pada anak yang mengidap SPD, pesan itu diterjemahkan dengan salah, anaka akan merasa dipukul dengan keras.
Para ahli sampai saat ini masih melakukan penelitian terkait dengan penyebab gangguan sensorik pada anak.
Ada studi yang menunjukkan gangguan sensorik sering terjadi pada anak autisme, anak yang lahir dari orang tua dengan spektrum autis, atau anak dengan cedera lahir traumatis di bagian leher atas dan area batang otak.
Meski begitu, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui secara spesifik penyebab dari gangguan sensorik.
Karakteristik anak yang mengalami SPD bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana cara anak memproses sensasi yang didapatnya.
Hal ini disebabkan penderita SPD bisa menjadi sangat sensitif (hipersensitivitas) atau malah kurang sensitif (hiposensitivitas). Namun, dalam beberapa kasus, anak bisa mengalami keduanya.
Dikutip Genmuslim dari beberapa sumber pada Kamis, 26 Oktober 2023, berikut karakteristik anak yang mengalami gangguan sensorik.
Anak yang mudah distimulasi memiliki kemungkinan hipersensitivitas. Mereka bereaksi berlebihan seolah-olah suara di sekitarnya terlalu keras atau lampu di atasnya terlalu terang.