Kedua Orang Tua Terlalu Sibuk Bekerja Ternyata Juga Bisa Sebabkan Anak Stunting. Ini Cara Intervensinya!

Photo Author
- Selasa, 25 Juli 2023 | 12:08 WIB
Ilustrasi Orang Tua Sibuk Bekerja Sebabkan Anak Stunting (GENMUSLIM.id/dok: Freepik)
Ilustrasi Orang Tua Sibuk Bekerja Sebabkan Anak Stunting (GENMUSLIM.id/dok: Freepik)

GENMUSLIM.id- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyoroti permasalahan stunting di Indonesia, khususnya disebabkan karena kedua orang tua sibuk bekerja terutama dari keluarga berkecukupan.

 
Jokowi mengatakan, masalah stunting tak hanya menimpa keluarga yang kurang mampu, melainkan juga anak-anak yang berasal dari keluarga berkecukupan.
 
"Anaknya orang kaya yang stunting juga ada," kata Presiden Jokowi di Kabupaten Seluma, Provinsi Bengkulu, dikutip Genmuslim dari Youtube Sekretariat Presiden, Minggu, 23 Juli 2023.
 
Jokowi menyebut stunting yang  berasal dari keluarga berkecukupan karena perilaku orang tua yang tak memiliki waktu untuk memperhatikan gizi anak, seperti terlalu sibuk bekerja. 
 
Akhirnya, lanjut Jokowi, anak-anak mereka di rumah tidak terawat dengan gizi seimbang dan cukup.
 
"Karena orang tuanya terlalu sibuk, anaknya enggak keurus gizinya," ucap Jokowi.
 
Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan Republik Indonesia,  stunting kini masih menjadi fokus utama para ahli serta pemerintah di Indonesia.
 
Upaya intervensi dengan pendekatan gizi spesifik dilakukan untuk menurunkan angka Stunting. 
 
 
Wakil Menteri Kesehatan RI Prof. dr. Dante Saksono Harbuwono mengatakan pemerintah mentargetkan kasus stunting turun hingga 14% di tahun 2023. 
 
Untuk mengejar target tersebut, Kemenkes melakukan intervensi dengan pendekatan gizi spesifik.
 
Pendekatan gizi spesifik ini berkaitan dengan evaluasi dan pendekatan masalah gizi pada sasaran intervensi yang diberikan kepada 1000 Hari Pertama Kehidupan, bayi, anak, remaja putri, calon pengantin, ibu hamil dan ibu melahirkan.
 
Intervensi spesifik stunting yang diperlukan dilakukan sebelum dan setelah kelahiran. 
 
Sebelum kelahiran sekitar 23% anak yang baru lahir yang kondisinya sudah  stunted  akibat ibu hamil sejak masa remaja kurang gizi dan anemia. 
 
Setelah lahir angka stunting meningkat signifikan pada usia 6-23 bulan sebesar 1,8 kali menjadi 37% dikarenakan kurangnya asupan protein serta pola pengasuhan makanan (parenting) yang tidak tepat. 
 
 
Jadi masalah ibu menjadi masalah yang juga penting untuk menurunkan angka stunting.
 
Intervensi spesifik tersebut meliputi intervensi yang dilakukan sebelum lahir dan setelah lahir. 
 
"Intervensi spesifik sebelum lahir dilakukan pada remaja putri dan ibu hamil dan setelah lahir itu meliputi Balita,  baik yang mempunyai gizi buruk maupun yang tidak mempunyai gizi buruk," ujar Dante seperti yang dilansir dari website Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
 
Sementara itu menurut  dr. Dimple Gobind Nagrani, Sp.A selaku dokter spesialis anak,  ada beberapa poin penting terkait ASI, pertumbuhan anak, dan stunting. 
 
Beberapa fakta terkait gagal tumbuh atau stunting diantaranya  kurangnya tinggi badan yang diakibatkan karena asupan gizi yang kurang.
 
Efek jangka pendek dari  stunting diantaranya gangguan pertumbuhan otak, IQ rendah,  dan gangguan sistem kekebalan tubuh.
 
 
Sementara itu efek jangka panjang dari stunting yakni menurunkan produktivitas dan meningkatkan biaya pengobatan, perawakan pendek, meningkatkan resiko penyakit jantung dan diabetes hingga kematian.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Dwi Nur Ratnaningsih

Sumber: Youtube Sekretariat Presiden, Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X