pendidikan

Siswa Indonesia Susah Berpikir Kritis, Kini Guru Gembul Ungkap Masalah di Dunia Pendidikan Nasional

Selasa, 24 September 2024 | 17:17 WIB
Guru Gembul menyoroti pentingnya inovasi dalam pendidikan di tengah tantangan primordialisme ((Foto: GENMUSLIM.id/dok:YouTube/guru gembul))

GENMUSLIM.id – Mengapa Siswa Indonesia Kesulitan Berpikir Kritis dan Apa Hubungannya dengan Primordialisme Menurut Pandangan Guru Gembul

Guru Gembul baru-baru ini mengangkat isu yang cukup mendalam mengenai kualitas pendidikan di Indonesia, yang dianggap masih berada di level yang memprihatinkan di kancah internasional.

Berbagai masalah, mulai dari korupsi hingga kebijakan yang kurang didukung riset, ikut berkontribusi terhadap rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia.

Namun, ada satu faktor mendasar yang kerap diabaikan, yaitu primordialisme yang menjadi penghalang bagi perkembangan pendidikan di tanah air.

Hal ini menimbulkan kesenjangan yang signifikan antara sistem pendidikan Indonesia dan negara-negara tetangga yang lebih maju.

Dikutip GENMUSLIM dari YouTube Guru Gembul, Selasa, 24 September 2024,

Dalam sebuah video, Guru Gembul membahas lima tingkatan kompetensi pendidikan yang perlu diperhatikan, dimulai dari pedagogik hingga cybergoogi.

Di tingkat pedagogik, Guru Gembul menyoroti bahwa banyak guru di Indonesia masih menghadapi kesulitan dalam menyampaikan materi secara efektif.

Baca Juga: Kritik Tajam Guru Gembul Terhadap Peran Ulama Indonesia, Apakah Masih Layak Jadi Pemimpin Agama Bangsa?

Sementara itu, negara-negara maju telah mencapai fase cybergoogi, di mana siswa memiliki akses ke beragam sumber pengetahuan di seluruh dunia.

Ini menunjukkan betapa terbelakangnya sistem pendidikan di Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara lain.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah penolakan terhadap pengembangan kompetensi pendidikan yang lebih tinggi.

Beberapa pihak, termasuk para guru dan pengajar, merasa terancam oleh kemajuan teknologi yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar secara mandiri melalui berbagai platform digital, termasuk mesin pencari seperti Google.

Upaya untuk mempertahankan status dan otoritas mereka sering kali menekankan bahwa siswa harus belajar langsung dari guru dan bukan dari sumber lain, yang pada akhirnya menciptakan budaya yang menghambat perkembangan pemikiran kritis di kalangan siswa.

Halaman:

Tags

Terkini