pendidikan

Berkaca pada Kasus Santri Kediri Bintang Balqis Maulana, Ternyata ini 7 Penyebab Kasus Bullying di Pesantren!

Sabtu, 2 Maret 2024 | 09:44 WIB
Ilustrasi bullying seperti yang menimpa santri Kediri, Bintang Balqis Maulana ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Pexels.com/ Mikhail Nilov))
  1. Guru terbebani dengan banyaknya tanggung jawab.

Jumlah konselor pesantren pun cenderung sedikit sehingga upaya untuk memantau para santri secara personal menjadi tidak maksimal.

Minimal konselor mengetahui apakah para santri memiliki teman atau tidak, apakah hubungan pertemanannya baik-baik atau bermasalah, serta membantu santri untuk memiliki teman.

Sebab fungsi konselor bukan cuma membantu meningkatkan prestasi para santri, melainkan juga membantu menjaga hubungan interpersonal para santri.

Baca Juga: Berpayung Agama Dalih Amar Makruf Nahi Munkar, Kawan Menjelma Malaikat Maut Mencabut Nyawa Bintang Balqis Maulana

  1. Pondok pesantren yang seperti dinasti.

Yang mana penanggung jawab atau kyai selalu diwariskan turun temurun bisa juga menggeser adat dan nilai yang dibangun oleh kyai sepuh (leluhur).

Pesantren lalu dijadikan suatu bisnis keluarga, sehingga pihak pesantren tidak lagi fokus mendidik santri, melainkan lebih fokus mencari keuntungan lembaga, membesarkan nama bisnisnya sebagai keluarga kyai, akreditasi dll (yang penting santriku banyak, pihak pesantren cukup mengajar saja lalu beres!).

Akhirnya, terjadilah korupsi, santri-santri terlantar (secara keamanan, rusaknya moral, hingga kesehatan dll).

Beberapa waktu lalu contohnya, sempat viral ada kasus pelecehan hingga pemerkosaan bahkan oleh kyai.

Selain karena hal-hal tersebut, ini juga dimulai dari konstruk berpikir soal 'ngalap barokah kyai' yang diyakini secara kuat oleh santri dan wali murid malah disalahgunakan oleh oknum tersebut (baik kyai, gus, ustadz atau pihak pesantren).

Baca Juga: Imbas Kasus Tewasnya Bintang Balqis Maulana di Lingkungan Pesantren PPTQ Al Hanifiyah, Kemenang: Kami Tidak Bisa Tutup Ponpes, tapi...

 Inilah salah satu bukti praktik 'menjual agama'. JIka hal ini terjadi, maka tak heran kalau pihak pesantren ingin menutup-nutupi kasus-kasus darurat sebanyak ini dan khawatir dapat merusak citra pesantren di hadapan wali murid.

Kendati demikian, kasus-kasus darurat semacam ini menjadi pelecut bagi para orangtua maupun pihak pesantren untuk meningkatkan pemantauan terhadap pergaulan anak-anak tak terkecuali di lingkungan yang terpercaya seperti lingkungan pendidikan berbasis agama seperti pondok pesantren.***

Sobat Genmuslim yang baik hatinya, ingin mendapat berita update setiap hari dari Genmuslim.id? Ayo gabung di Grup WhatsApp "GENMUSLIM MENYAPA", caranya klik link https://chat.whatsapp.com/Gj3J3Md9EoGBu8HvPgXXEZ, atau bisa gabung di Grup Telegram "GENMUSLIM NEWS", caranya klik link https://t.me/genmuslimnews kemudian join. Jangan Lupa install aplikasi WhatsApp atau Telegram di Ponsel.

Halaman:

Tags

Terkini