GENMUSLIM.id- Parenting dengan metode memaksa anak adalah hal yang sering terjadi, dimana orang tua memberikan alasan terhadap perilaku anak, kemudian ditanggapi dengan penolakan.
Parenting orang tua terkadang masih memaksakan kehendak dengan membentak dan berdebat yang akhirnya membuat perilaku anak semakin buruk.
Para peneliti menemukan bahwa anak laki-laki yang ibunya menerapkan parenting dengan pola asuh yang memaksa memiliki masalah perilaku, masalah sosial yang lebih tinggi, termasuk mendapat penolakan oleh anak-anak lain di sekolah mereka.
Di lain sisi, strategi pengasuhan parenting yang lebih positif, adaptif dapat membantu anak laki-laki serta perempuan mengembangkan keterampilan sosial dan kesadaran diri mereka dengan baik.
Baca Juga: Terbunuhnya Singa Padang Pasir, Akhir Hidup Umar bin Khattab dan Pembunuhnya Diagungkan
Berikan kehangatan minimal dan maksimal pada gaya parenting untuk anak.
Kehangatan tidak melulu sikap permisif atau terlalu memanjakan diri.
Sebaliknya, ibu yang memiliki pola asuh hangat penuh kasih sayang, tegas, baik hati, dan menaruh perhatian pada perkembangan anak laki-lakinya kemungkinan besar akan mempersiapkan anak mereka untuk mendapatkan keterampilan sosial yang bermanfaat.
Keterampilan tersebut seperti berteman, meningkatkan perkembangan moral anak laki-laki mereka, dan bahkan mengurangi kemungkinan anak laki-laki mereka untuk terlibat dalam konflik maupun perilaku anti-sosial seperti bertingkah saat di sekolah.
Baca Juga: Ayo Cek 6 Rekomendasi Fashion Item untuk Muslimah yang Ingin Tampil Modis Ala Wanita Korea
Berikan anak kebebasan dari sifat antagonisme.
Filosofi terhadap pola asuh 'lakukan apa yang saya katakan, bukan apa yang saya lakukan' bukan menjadi landasan yang kuat untuk mengajarkan generasi muda tentang keterampilan yang lebih kompleks.
Dikutip GENMUSLIM.id dari Psikolog perkembangan Queen’s University di Ontario Kanada yang bernama Jessica P. Lougheed Ph.D menetapkan dua faktor penting bagi perkembangan anak laki-laki yang dipengaruhi oleh sang ibu.
Pertama, sejauh mana seorang ibu berinvestasi pada otonomi dan tanggung jawab pribadi anak laki-lakinya untuk mengatur diri sendiri dengan membangun dan memelihara hubungan saling percaya dan terikat dengan anak laki-lakinya.