Yang kedua adalah bagaimana pengasuhan antagonis, seperti meremehkan atau memanipulasi, dikaitkan dengan rendahnya tingkat kemampuan anak laki-laki untuk mengatur diri sendiri.
Terkait dengan hubungan antara orang tua dan anak maupun hubungan apapun.
Kita tidak bisa menempatkan 100 persen tanggung jawab pada salah satu pihak.
Namun, terkadang para ibu yang menunjukkan sikap kurang tanggap terhadap anak laki-lakinya serta lebih cenderung melihat anak laki-lakinya bergelut dalam masalah perhatian dan pembangkangan.
Baca Juga: Keagungan dan Pengaruh Nabi Daud dalam Sejarah dan Agama Islam, Simak Ulasannya!
Disisi lain strategi disiplin yang terlalu reaktif seperti mengungkapkan perasaan negatif yang kuat terhadap perilaku anak laki-lakinya atau mengekspresikan filosofi pengasuhan yang otoriter dapat membuat anak cenderung melawan.
Kritik keras tidak akan membantu sama sekali, karena kritik keras bukan merupakan teknik manajemen mengetahui perilaku anak laki-lakinya laki-laki yang efektif jika dilakukan.
Terkadang seorang ibu dapat mengabaikan pendapat,hak serta keinginan seorang anak terhadap sesuatu.
Seolah anak dapat dikendalikan sesukanya padahal intinya menghargai perasaan anak salah satu kunci hubungan menjadi harmonis antara orang tua dan anak.
Baca Juga: Menu Lengkap Anak Lahap! Yuk, Buat Resep MPASI Nasi Tim Ayam Kecap, Bikinnya Gampang Banget Lho!
Dikutip GENMUSLIM.id dari berbagai sumber, Berikut 3 dampak dalam pengasuhan dengan cara memaksa:
1.Agresif
Pola pengasuhan yang keras apalagi jika disertai dengan hukuman fisik jika anak kedapatan melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan aturan orang tua.
Pola asuh yang keras ini seringkali disertai dengan hukuman fisik sebagai hukuman jika anak melakukan kesalahan.