Namun, faktanya Fushaa tetap bertahan hingga kini sebagai bahasa formal dan akademik, sementara Ammiyah berkembang dalam ranah sosial dan komunikasi sehari-hari.
Sebenarnya, kedua bahasa ini memiliki perannya masing-masing yang saling melengkapi.
Fushaa tetap menjadi bahasa utama dalam bidang keagamaan, akademik, dan formal, sementara Ammiyah membantu dalam percakapan harian yang lebih praktis dan kasual.
Menggunakan keduanya secara bersamaan memberikan keuntungan lebih besar, terutama bagi mereka yang ingin memperdalam pengetahuan agama dan sekaligus membangun hubungan sosial dan profesional di dunia Arab.
Penggunaan Fushaa memungkinkan kita untuk mengakses literatur dan sumber-sumber Islam secara langsung, serta mengikuti berbagai diskusi formal dalam bahasa Arab.
Sementara itu, Ammiyah memberikan kemudahan dalam berkomunikasi dengan masyarakat lokal, baik dalam kegiatan sehari-hari maupun dalam dunia bisnis.
Keduanya tidak bisa dipisahkan karena masing-masing memiliki nilai tersendiri yang penting dalam konteks yang berbeda.
Dengan demikian, kesimpulan dari perdebatan ini adalah, jika memungkinkan, menguasai kedua bentuk bahasa Arab ini adalah pilihan terbaik.
Baca Juga: Belajar Bahasa Arab Secara Efektif: Pentingnya Nahwu Sharaf dan Guru yang Tepat dalam Menuntut Ilmu
Fushaa dan Ammiyah masing-masing memberikan keuntungan besar tergantung pada situasi dan kebutuhan kita.
Fushaa cocok digunakan untuk keperluan formal dan akademik, sementara Ammiyah sangat membantu dalam membangun relasi sosial dan komunikasi harian.
Jadi, apakah harus memilih antara Fushaa atau Ammiyah? Jawabannya adalah tidak perlu memilih.
Menguasai keduanya memberikan fleksibilitas dan keunggulan lebih dalam memahami budaya dan masyarakat Arab, baik dari sisi agama, akademik, maupun interaksi sosial.
Ini menjadi relevan terutama dalam dunia yang semakin terhubung secara global, di mana kemampuan untuk berkomunikasi dengan berbagai lapisan masyarakat menjadi kunci kesuksesan.