Sudah Tau Belum? Inilah 2 Buku Nahwu Shorof Berbahasa Indonesia Yang Cocok Bagi Pemelajar Mula Bahasa Arab, Yuk Ketahui!

Photo Author
- Jumat, 4 Oktober 2024 | 09:56 WIB
Dua Buku Nahwu Shorof Berbahasa Indonesia Yang Cocok Bagi Pemelajar Mula Bahasa Arab (Foto: GENMUSLIM/ dok.  darunnuhat.com)
Dua Buku Nahwu Shorof Berbahasa Indonesia Yang Cocok Bagi Pemelajar Mula Bahasa Arab (Foto: GENMUSLIM/ dok. darunnuhat.com)

GENMUSLIM.id - Pembelajaran nahwu shorof mutlak adanya bagi seseorang yang mendalami bahasa Arab.

Dengan menguasai nahwu shorof, kita dapat lebih lanjut menelaah teks-teks berbahasa Arab.

Lebih utama lagi kemampuan kita akan nahwu shorof sangat dibutuhkan dalam mendalami syariat Islam yang notabene sumber primernya berbahasa Arab.

Akan tetapi, para pemelajar, terutama yang masih dalam taraf mula kerapkali kesulitan untuk dapat memahami materi.

Tentu saja banyak faktor yang melatarbelakangi, seperti pembelajaran yang tidak sistematis, penjelasan guru yang relatif statis, istilah asing nahwu berbahasa Arab yang dijelaskan dengan istilah asing bahasa Arab yang lain, dan masih banyak lagi. 

Baca Juga: Ustadz Abdul Somad: Mengapa Bahasa Arab Memiliki Peran Istimewa dalam Agama Islam? Ternyata Ini Alasannya!

Maka dari itu, GENMUSLIM melansir pada Jumat, 4 Oktober 2024 dari liputan khusus, berikut ini rekomendasi buku perihal ilmu nahwu shorof berbahasa Indonesia yang cocok bagi pemula, lebih-lebih yang belum pernah alias baru hendak belajar sintaksis dan gramatika bahasa Arab.

1. Ilmu Nahwu Untuk Pemula karya Abu Razin & Ummu Razin

Buku ini memiliki beberapa kelebihan, di antaranya:

Pertama, gaya menjelaskan tata bahasa Arab dalam banyak kesempatan dengan cara mengomparasikannya dengan tata bahasa Indonesia.

Cara ini memberikan kemudahan para pembaca dalam memahami ilmu nahwu.

Contohnya ialah penulisnya menyamapaikan bahwa konsep tunggal dan jamak dalam tata bahasa Indonesia berbeda dengan bahasa Arab.

Dalam bahasa Indonesia, dikatakan tunggal bila jumlahnya satu, sementara jamak bila kuantitasnya lebih dari satu.

Ini berbeda dengan konsep tata bahasa Arab yang mengenal istilah mufrod, tasniyah, dan jamak.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ninik Reatni Rukmiantika

Sumber: Liputan Khusus

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X