Meskipun ada hambatan, ia melihat peluang besar bagi generasi muda untuk berinovasi dan menciptakan revolusi positif jika mereka bersedia bekerja keras.
Menurutnya, membaca dan menulis adalah kunci untuk meningkatkan keterlibatan mereka dalam isu-isu sosial dan politik.
Di sisi lain, Guru Gembul mengingatkan mahasiswa agar tidak terjebak dalam pola pikir yang kaku.
Ia menegaskan bahwa dialog dan diskusi terbuka adalah jalan utama untuk memahami tantangan yang dihadapi masyarakat saat ini.
Dengan keterbukaan terhadap berbagai ide, generasi muda dapat memberikan kontribusi besar dalam membentuk masa depan yang lebih baik.
Mahasiswa yang hadir juga mempertanyakan sejauh mana efektivitas oposisi di Indonesia, terutama di tengah situasi politik yang cenderung homogen.
Guru Gembul menjawab bahwa oposisi sebenarnya tetap ada, tetapi tidak selalu dalam bentuk partai politik.
Oposisi, menurutnya, juga bisa hadir melalui pemikiran kritis dan berbagai gerakan sosial yang lahir dari intelektualitas mahasiswa.
Baca Juga: Guru Gembul: Bagaimana Jika Yajuj Majuj adalah Virus? Manusia vs Patogen Purba, Siapa yang Bertahan?
Dalam kesempatan itu, ia juga menyinggung kecenderungan generasi sekarang yang sering kali terjebak dalam pesimisme.
Guru Gembul mengingatkan bahwa meski banyak yang terlibat dalam hal-hal negatif, setiap individu masih punya kesempatan untuk mengubah nasib mereka.
Ia mendorong mahasiswa untuk tidak bergantung pada pihak lain dalam menciptakan perubahan, tetapi fokus pada peningkatan kapasitas diri.
Menurut Guru Gembul, penting bagi generasi muda untuk mengambil peran aktif dalam perubahan sosial, bukan hanya lewat aksi-aksi massa tetapi juga melalui wacana intelektual.
Ia percaya bahwa mahasiswa bisa menjadi ujung tombak dalam menciptakan perubahan yang lebih baik jika mereka mau memanfaatkan kemampuan mereka untuk berpikir kritis dan kreatif.
Guru Gembul menekankan bahwa meskipun teknologi membawa banyak tantangan, teknologi juga bisa menjadi alat yang efektif untuk membawa perubahan positif.
