GENMUSLIM.id - Maraknya kasus gangguan mental tak jarang membuat Gen Z meromantisasi episode stress yang dialaminya, bermula dari adanya masalah kesehatan mental yang tidak mampu teratasi dengan baik, stress dapat cepat mengubah seseorang untuk mengalami gangguan mental.
Terbukti dari banyaknya novel-novel remaja dan konten-konten yang justru mengajak meromantisasi gangguan mental, pola pikir Gen Z akan memengaruhi kondisi kesehatan mental menjadi tidak stabil dan sering stress.
Setiap orang bahkan remaja Gen Z mengalami stress, namun, kondisi kesehatan mental yang normal masih mampu mengelola stress dan mencegah mental masuk dalam episode depresif.
Romantisasi gangguan mental artinya ketika gangguan mental digambarkan sebagai trend atau sesuatu yang glamor, lebih keren, dan bermanja-manja dalam suasana depresif. Ini tentu dapat berdampak pada kualitas kesehatan mental generasi mendatang.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, menunjukkan lebih dari 19 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami gangguan mental emosional, dan lebih dari 12 juta penduduk berusia lebih dari 15 tahun mengalami depresi.
Ini menunjukkan Gen Z di usia remaja menjadi usia rentan mengalami gangguan mental.
Untuk itu, perlu menerapkan teknik self care menggunakan pendekatan dalam psikoterapi islam yang biasa diterapkan untuk mengatasi masalah kesehatan mental berdasarkan pandangan agama Islam.
Dalam psikoterapi Islam, seseorang dituntun untuk membangkitkan keyakinan (keimanan) kepada Allah SWT serta membantu mendekatkan diri kepadaNya adalah kekuatan yang sangat penting dalam memperbaiki masalah mental.
Dikutip dari jurnal Tasawwuf dan Psikoterapi, berikut self care yang ala psikoterapi islam yang bisa kamu lakukan untuk menghindari gejala gangguan mental:
1. Sholat, merupakan metode psikoterapi selayaknya senam sehat dengan memanfaatkan gerakan tubuh bisa membantu mengubah perasaan dan pikiran menjadi rileks.
Sholat juga termasuk activity day for living (aktifitas yang perlu dilakukan secara rutin) memunculkan rasa tanggung jawab terhadap hidup kita sendiri.
2. Dzikir terbukti melalui alat detektor aura, mampu menstabilkan gerakan atom dalam tubuh kita. Dampak positifnya, juga bisa menstabilkan emosi dan kondisi jantung.