Parenting 101: Tahapan Perkembangan Bahasa Anak Usia 0 sampai 5 Tahun, Cek Berkala Supaya Tak Alami Keterlambatan

Photo Author
- Selasa, 13 Februari 2024 | 12:01 WIB
Cek Perkembangan Bahasa Anak supaya Tidak Alami Keterlambatan ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Freepik.com/ Freepik))
Cek Perkembangan Bahasa Anak supaya Tidak Alami Keterlambatan ((Foto: GENMUSLIM.id/dok: Freepik.com/ Freepik))

GENMUSLIM.id – Ketika berbicara tentang anak, bahasan tentang perkembangan akan selalu menjadi topik yang penting untuk dipelajari sebagai dasar parenting, salah satunya perkembangan bahasa.

Perkembangan anak dapat dibagi ke dalam 4 aspek, yaitu perkembangan fisik, kognitif, sosial emosional, serta perkembangan bahasa.

Dari keempat aspek tersebut, perkembangan bahasa belakangan menjadi topik yang ramai diperbincangkan menyusul semakin meningkatnya angka keterlambatan bicara pada anak.

Dilansir GENMUSLIM dari laman resmi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka prevalensi keterlambatan bicara dan bahasa dialami oleh 5-8% anak usia prasekolah.

Keterlambatan perkembangan bahasa pada anak sebenarnya bisa saja dicegah dengan pengecekan secara berkala terhadap tahapan perkembangan anak sesuai usianya.

Baca Juga: Parenting Ala dr Aisah Dahlan, Pentingnya Dukungan Orang Tua Dalam Proses Pembentukan Karakter Anak

Siapkan catatan, mari cek bersama perkembangan bahasa anak usia 0 sampai 5 tahun yang dilansir dari laman Stanford Medicine!

  1. Usia 0 sampai 5 bulan, bayi perlu memiliki kemampuan:
  • Cooing atau memproduksi suara-suara seperti “oooh”, “aah”, “eeeh”.
  • Menyuarakan kesukaan dan ketidaksukaan terhadap sesuatu secara berbeda, seperti ketika tertawa, terkikik, menangis, atau rewel.
  • Membuat suara ketika diajak berbicara.
  1. Usia 6-11 bulan, kemampuan yang perlu dimiliki adalah:
  • Memahami ketika ada yang mengucap larangan dengan mengatakan “no, no” atau “tidak”
  • Babbling atau mengucapkan suku kata dengan variasi konsonan-vokal, seperti “ba-ba-ba”, “ma-ma-ma”.
  • Mengatakan “ma-ma” atau “da-da” tanpa makna.
  • Berusaha berkomunikasi lewat perilaku atau gestur.
  • Mencoba mengulang suara orang tua atau pengasuh
  • Mengucapkan kata pertamanya.

Baca Juga: Tips Parenting: Pedoman Jadi Orang Tua Bijak Menurut Dokter Aisah Dahlan, Membantu Membentuk Anak yang Berharga

  1. Usia 12 bulan - 17 bulan
  • Menjawab pertanyaan sederhana secara nonverbal
  • Mengatakan 2-3 kata untuk melabel seseorang atau objek, namun belum diucapkan dengan jelas.
  • Mencoba untuk menirukan kata-kata sederhana.
  • Menguasai 4-6 kosakata.
  1. Usia 18 bulan - 23 bulan
  • Perbendaharaan kata mencapai 50 kata dengan pengucapan yang seringkali belum jelas
  • Meminta makanan dengan menyebut namanya.
  • Menirukan suara-suara hewan
  • Mulai dapat mengombinasikan kata-kata seperti “susu lagi”
  • Mulai menggunakan kata ganti seperti “punyaku”
  • Dapat menggunakan frasa 2 kata, seperti “mobil adik”

Baca Juga: Bentuk Karakter Anak dari Otak dan Perilaku? Penjelasan Parenting Dr Aisah Dahlan yang Harus Parents Tau!

  1. Usia 2-3 tahun
  • Mengetahui beberapa konsep spasial seperti “di dalam” atau “di atas”.
  • Mengetahui dan mulai menggunakan kata ganti seperti “kamu”, “aku”, atau “dia”.
  • Mengetahui kata-kata deskriptif seperti “besar” atau “senang”.
  • Menggunakan kalimat yang terdiri dari 3 kata.
  • Pengucapan kata menjadi lebih akurat namun masih terdapat suara akhir yang hilang sehingga orang asing bisa jadi tidak memahami apa yang dikatakan anak.
  • Menjawab pertanyaan sederhana
  • Menggunakan intonasi bertanya ketika menanyakan sesuatu.
  1. Usia 3-4 tahun
  • Dapat mengidentifikasi warna.
  • Menggunakan sebagian besar bunyi ujaran, namun mungkin masih kesulitan mengucapkan bunyi tertentu, misalnya l, r, s, sh, ch, y, v, z, th. Suara-suara ini mungkin belum dikuasai sepenuhnya sampai usia 7 atau 8 tahun.
  • Kalimatnya lebih dapat dimengerti orang asing.
  • Dapat mendeskripsikan fungsi suatu benda
  • Lebih banyak mengekspresikan tentang ide-ide atau perasaan anak dibanding tentang dunia di sekitarnya.
  • Menjawab pertanyaan sederhana seperti “Apa yang kamu lakukan ketika lapar?”.
  • Dapat mengulang kembali kalimat-kalimat yang didengar

Baca Juga: Benarkah Demam Pada Anak Bisa Diatasi Dengan Pelukan Ayah? Bagaimana Pandangan Islam? Begini Penjelasannya

  1. Usia 4-5 tahun
  • Memahami konsep spasial seperti “di belakang” atau “di sebelah”.
  • Memahami pertanyaan yang lebih kompleks.
  • Kalimat yang diucapkan sudah lebih mudah dipahami namun terkadang salah mengucapkan kata-kata yang panjang atau sulit diucapkan.
  • Dapat mendeskripsikan bagaimana sesuatu dilakukan, seperti ketika menggambar sesuatu.
  • Menyebutkan sesuatu yang termasuk dalam suatu kategori seperti hewan atau alat transportasi.
  • Menjawab pertanyaan “mengapa”
  • Mulai memahami urutan waktu, contohnya apa yang terjadi pertama, kedua, dan seterusnya.
  • Memahami rima
  • Terlibat dalam percakapan
  • Dapat mengucapkan kalimat yang terdiri dari 8 atau lebih kata.
  • Mampu mendeskripsikan suatu objek
  • Menggunakan imajinasi untuk membuat cerita.

Baca Juga: Momen Haru! Seorang Pemuda Tidur disamping Jenazah Sang Ayah sebelum dimakamkan, Begini Peran Ayah menurut Pandangan Islam

Penting bagi orang tua melakukan pengecekan secara berkala sesuai dengan usia anak.

Jika orang tua menemui tanda-tanda anak usia 0 sampai 5 tahun mengalami keterlambatan perkembangan, pastikan untuk tidak melakukan diagnosis sendiri ya.

Konsultasikan keterlambatan perkembangan bahasa anak pada para ahli seperti dokter tumbuh kembang ataupun psikolog anak untuk mendapatkan diagnosis dan intervensi yang tepat.***

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Zaiyana Nur Ashfiya

Sumber: idai.or.id, stanfordchildrens.org

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Terpopuler

X