Mereka juga sering menjadi sombong dan mengintimidasi anak-anak lain dalam upaya menyamarkan ketakutan, kebencian, kecemasan, dan ketidakbahagiaan yang mereka rasakan
4. Prestasi akademik buruk
Anak yang tidak memiliki figur ayah lebih banyak mengalami putus sekolah menengah.
Selain itu, mereka memiliki lebih banyak masalah akademis, seperti nilai buruk pada tes membaca, matematika, dan keterampilan berpikir.
Banyak anak tanpa ayah juga yang membolos dari sekolah, dikeluarkan dari sekolah, dan lebih mungkin untuk putus sekolah pada usia 16 tahun.
Juga lebih kecil kemungkinannya untuk mencapai kualifikasi akademik dan professional.
5. Rendahnya tingkat kepercayaan diri
Anak yang tumbuh tanpa sosok ayah menjadi lebih tidak percaya diri karena ia menyangka bahwa ketidakberadaan ayahnya adalah merupakan kesalahannya.
Seumur hidup sang anak akan bertanya-tanya mengapa Ayahnya tidak ada, dan apa ada hal yang dia lakukan yang menjadi penyebabnya.
6. Mencari sumber pengakuan di tempat yang salah
Anak biasanya akan gamang antara menutup diri atau justru selalu ingin mendapatkan pengakuan dari lingkungannya, dan dengan demikian melakukan jalan yang salah untuk mendapatkan pengakuan tersebut
7. Penyimpangan kepribadian
Dampak psikologis anak tanpa ayah bisa terjadi pada dua sisi.
Antara lain bisa saja anak tumbuh menjadi orang yang posesif kepada orang dekatnya karena takut kehilangan, atau justru membentengi dirinya untuk merasakan kedekatan dan kasih sayang dengan orang lain.